Sepak bola Asia Tenggara dari perkembangannya selalu jalan ditempat, dan sangat tertingal jauh dengan negara Asia lainnya. Terbukti dalam 10 edesi terakhir piala dunia, Timna dari Asean takpernah ikut kompetisi dunia tersebut.
PR besar bagi AFF yang selama ini tidak melakukan pembinaaan dan kompetisi yang serius. Kompetisi yang diselenggarakan oleh AFF dikelompok senior misalnya, meskipun memiliki atensi yang luar biasa, namun kompetisi tersebut tidak masuk dalam kompetisi FIFA. Jadi ajang tersebut sejatinya hanyalah laga uji coba biasa, yang tak ada dikalender resmi FIFA.
AFF tak jarang menjadi  bulan-bulanan, karena tidak memiliki wakil di kompetisi dunia, mengapa demikian? AFF tidak mau berbenah dari fundamentalnya yaitu pembinaan usia muda. Meskipun setiap nega Asean sekarang dalam masa kemandiriannya untuk pembinaan usia muda. Namun, AFF tidak ada target apapun kepada setiap anggotanya untuk memiliki academy sepak bola yang berkualitas.
Sudah berapa kompetisi yang di selenggarakan AFF tapi tidak ada hasil alias "bobrok". Meskipun kecanggihan teknologoi yang kian banyak diterapkan oleh penyelenggara kompetisi di seluruh dunia. namun, AFF masih belum memakainnya, entah karena alergi teknologi atau ada masalah lainnya.
Jika pun AFF tak mampu secara finansial, kurang masuk diakal mengingat AFF memiliki sponsor yang berlimpah, ketenaran sepak bola dikawasan Asia Tenggara, membuat sponsor berbondong-bondong ingin tampil di ajang AFF tersebut. Namun, kualitas yang dihasilkan dari kompetisi AFF tidaklah bagus.
Sering kali terjadi kecurigaan banyaknya mafia di setiap kompetisi AFF, karena melihat kompetisi tersebut merugikan beberapa tim. Dengan kondisi seperti ini, AFF masih tutup telinga dan hanya membangun branding untuk terus menghasilkan uang, tanpa melihat seberapa jauh kompetisi itu sudah berkembang.
Wasit-wasit dikompetisi AFF sering menjadi sorotan, bahkan jika ada seorang wasit yang dinilai bermain mata, netizen Indonesia seringkali langsung mengambil sikapnya dan menghukum wasit tersebut dengan mereport akun sosial mediannya. Sungguh miris, namun, AFF sendiri tak pernah memberi klarifikasi resmi dan terbuka, agar publik Asean tahu tentang kepusan wasit yang kontrofersial.
Pada piala Asia 2023 yang akan di selenggarakan di Qatar pada awal 2024 nanti, akan berlaga 4 tim terbaik Asean, keberhasilan lolosnya 4 tim dikompetisi Asean tersebut, tidaklah dari andil besar dari kompetsisi yang di selenggarakan oleh AFF, melainkan dari federasi negarannya sendiri.
Iyah, tentu saja
AFF harus segera membrending dirinya lewat pembinaan, dan kompetsisi yang memiliki kualitas, sehingga  dalam setiap laga terjadi pertandingan yang fair-play. Harus ada VAR, teknologi garis gawang, agar tak ada kecurigaan atas main mata wasit dan mafia bola.