Sepertinya saya butuh piknik
Bagaimana tidak, ritme kerja saya semakin menggila. Seminggu rasanya cepat berlalu. Nah, kalau sudah begini, saya sudah berpikir untuk mulai melakukan kegiatan berwisata. Namun, mengingat belum ada waktu libur, saya hanya mengandalkan hari Minggu yang sangat berharga. Kebetulan, hari Minggu ini teman kerja mengajak saya untuk mencoba menikmati Bus Malang City Tour (Macito). Bus yang sekitar setahun ini beroperasi. Selama setahun, saya hanya bisa memandang dengan masygul saat berjumpa dengannya. Masih belum ada waktu dan kesempatan yang tepat untuk menaiki bus ini.
Warga yang mengantre untuk mendapat tiket
Pukul 7.00 pagi saya sudah berada di area Balaikota Malang. Ternyata sudah banyak orang di sana. Kata beberapa orang sih, kita harus ambil tiket dulu lalu baru bisa naik busnya. Tiketnya gratis, hanya saja siapa cepat dia dapat. Oke, demi mendapatkan kesempatan langka, saya rela menunggu lama di depan gedung DPRD Kota Malang sambil makan sempol, makanan khas Kota Malang yang sedang naik daun.Â
Baru pukul 8.45, petugas tiket mulai membagikan tiket. Kami diharuskan antre dengan rapi. Tiket akan dibagi jika calon penumpang rapi dalam mengantre. Petugas juga mengingatkan agar calon penumpang tertib saat naik ke bus atau bus tidak akan berjalan. Penumpang di lantai atas juga dilarang berdiri. Hmmm, usaha edukasi yang bagus. Jempol.
img-20160228-083757-5809c690c0afbd8b14d17a23.jpg
Alhamdulillah, saya kebagian tiket gelombang pertama, jadi tak perlu waktu lama untuk bisa menaiki bus. Beberapa saat kemudian, bus Macito sudah terlihat. Saya dan rekan bergegas naik dan berusaha untuk mendapat tempat di lantai atas.
Dan, inilah dia. Rute wisata berkeliling Kota Malang akan segera saya lewati. Kalau boleh dibilang jujur, rute-rute yang akan saya lewati nanti adalah rute yang setiap hari juga saya lewati. Dimulai dari Balaikota Malang, bus melewati seputaran Jalan Majapahit lalu menuju alun-alun Kota Malang, yang setiap hari saya lalui karena tempat saya bekerja hanya berjarak beberapa meter dari situ. Berlanjut ke Jalan Kauman, yang juga sering saya singgahi ketika ada keperluan di SDN Kauman I. Lalu ke arah Jalan Kawi, yang saya hampiri beberapa hari lalu saat mengambil naskah Try Out di SDN Bareng I (depan Polsek Klojen).Â
Bus lalu melanjutkan perjalanan ke Jalan Ijen, tempat Car Free Day, yang sering saya lalui saat saya menuju Kantor Dinas Pendidikan Kota Malang. Lalu bus ke arah simpang Balapan. Di sini penumpang di lantai atas berganti posisi dengan penumpang lantai bawah. Berlanjut ke Jalan Semeru dan Jalan Kahuripan, rute saya ketika mengambil surat penting di UPT Pendidikan Dasar Kecamatan Klojen. Selanjutnya, perjalanan berakhir kembali di Balai Kota Malang.
Saat berada di Alun-alun Kota.
Meski rute-rute itu saya lalui setiap hari dan sudah mendarah daging, dengan menaiki Bus Macito ini saya bisa merasakan sensasi berbeda. Selain pemandangan yang lain, saya bisa menikmati kota saya dengan warna berbeda. Saya bisa merasakan kedamaian saat mengalami kemacetan di tempat-tempat tertentu. Ketika saya memendam rasa gemas saat melewati tempat itu, saya kok merasa gembira.Â
img-20160228-093113-5809c6e228b0bd7a1a6441ac.jpg
Dari sini saya mulai merasa mendapat sebuah pelajaran berharga. Jika kita bosan dengan ritme kerja yang menggila, kenapa kok kita tidak menikmatinya. Bus Macito ini sudah menjadi buktinya. Saya bisa tertawa riang di tempat-tempat yang saya merasa kecewa karena kemacetan dan lain hal. Saya bisa memandang kota saya bergeliat sebagai salah satu kota besar terkemuka di Indonesia. Dan yang membuat saya merasa bersyukur, di tengah geliat pembangunan itu, saya turut ikut di dalamnya. Sebuah anugerah luar biasa yang diberikan Tuhan ketika saya sebagai putra daerah bisa memajukan daerah saya sendiri, bukan begitu?
img-20160228-093358-5809c70907b0bd361b03aba4.jpg
Pelayanan Bus Macito ini bisa saya katakan cukup memuaskan. Ada banyak petugas dari Dinas Pariwisata Kota Malang dan adik-adik Pramuka. Mereka memandu penumpang agar bisa menikmati bus dengan tertib. Mereka juga sering mengingatkan penumpang jika ada ranting atau kabel listrik yang berbahaya di sepanjang jalan. Peran mereka sangat penting agar bus ini bisa terus ada tanpa terjadi hal-hal yang diinginkan. Sepanjang perjalanan juga ada pemandu wisata yang berbicara melalui
speaker mengenai tempat-tempat penting yang dilewati bus.
img-20160228-094116-5809c725b37e61914d38ddf0.jpg
Dibandingkan saudara tuanya (Kabupaten Malang), dan saudara mudanya (Kota Wisata Batu), Kota Malang bisa dibilang jauh tertinggal dalam hal pariwisata. Padahal, banyak
event wisata yang sudah diadakan, semisal pemilihan duta wisata atau kegiatan lain. Nah, Macito ini paling tidak bisa mendongkrak wisatawan yang berkunjung ke Kota Malang. Bukan isapan jempol jika Kota Malang hanya dijadikan sebagai tempat transit sebelum berwisata ke Kota Batu atau Kabupaten Malang.Â
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya