Kalau ke tempat wisata, lama-lama saya lebih senang memperhatikan pengunjungnya daripada tempatnya.
[caption id="attachment_309927" align="aligncenter" width="370" caption="Tempat ini semakin ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun asing"][/caption]
Seperti saat beberapa minggu kemarin saya mengunjungi Masjid Tiban alias Masjid Ajaib alias Masjid “yang dibangun Jin” di daerah Turen, Kabupaten Malang. Seorang teman dari luar kota meminta saya menjadi tour guide. Dia sangat penasaran dengan masjid ini. Singkat cerita, kami berangkat ke sana.
[caption id="attachment_309929" align="aligncenter" width="384" caption="Masjid ini dibangun manusia, bukan oleh jin. Ini buktinya."]
Lama tak mengunjungi tempat itu saya jadi dibuat kaget sendiri. Pertama kali mengunjungi masjid ini masih sangat sepi. Harus mencari lokasi masjid dengan bertanya pada penduduk sekitar. Sekarang sudah menjelma menjadi tempat wisata yang tak kalah dengan makam wali songo. Penduduk di sekitar masjid menggunakan lahan mereka sebagai lahan parkir. Rupanya tempat ini sudah menjadi tourisity.
[caption id="attachment_309928" align="aligncenter" width="384" caption="Menjadi tempat wisata baru harus ada konsekuensinya, banyak para pedagang dadakan"]
Nah mendalami tingkah para pengunjung yang datang membuat saya tersenyum-senyum sendiri. Ada beberapa rombongan pengunjung yang lama sekali berdiri di pintu masuk saking herannya. Sampai-sampai diusir petugas keamanan karena menghalangi jalan. Ada juga yang ternganga dengan berbagai ukiran yang ada di dalam masjid. Yang unik, ada beberapa pengunjung yang lari-lari di sekitar lorong lantai bawah masjid karena pemandangan di kanan-kirinya memang bagus. Saya sembari menerangkan ke teman saya jadi ngikik juga melihat polah mereka. Bukan apa-apa sih, pengunjung yang sudah berusia dewasa ini layaknya anak-anak yang berada di taman bermain. Ada pula yang cukup takut untuk masuk karena mendengar kalau sudah masuk tak akan bisa keluar. Lah, di sana kan sudah banyak arah petunjuknya, paling-paling kalau tersesat ya di dalam masjid. Oh ya FYI masjid ini ada restoran dan supermarketnya lho di lantai atas. Hebat kan?
[caption id="attachment_309930" align="aligncenter" width="384" caption="Anak-anak sedang berlarian di lorong bawah masjid. Kegiatan ini juga diikuti orangtuanya."]
[caption id="attachment_309931" align="aligncenter" width="384" caption="Pengumumuan di tempat wisata untuk dibaca, siapa tahu bermangpaat. Bukan hanya pajangan semata ya"]
Melihat polah para pelancong yang datang ke kota saya, saya jadi berkaca dengan polah saya saat berwisata ke daerah lain. Bagaimana noraknya saya menaiki Trans Jogja saat pertama kali mencoba moda transportasi ini. Saya yang sampai sekarang belum pernah mencoba model transportasi semacam itu jadi norak sekali. Mulai dari TP-TP ke petugas loket, hingga mencoba semua rute dalam satu koridor. Pokoknya rasanya belum puas kalau belum terlaksana. Tak hanya itu saja, saya cukup norak saat pertama kali mengunjungi kawah putih di Bandung. Rasanya saya baru pertama kali menjejakkan kaki ke sebuah negeri dongeng.
Memang disadari atau tidak, kita cukup takjub dengan wisata daerah lain. Semuanya memang disebabkan sifat alami manusia yang ingin tahu. Ingin tahu tentang segalanya, dalam hal ini tentang tempat wisata. Bagi orang yang tinggal di daerah wisata tersebut maka akan terkesan biasa-biasa saja. Saya yang biasa saja dengan tempat wisata semacam Jatim Park dan Museum Satwa karena sudah mblenger, akan menjadi sesuatu yang wah bagi orang dari luar kota. Kalau dibalik, saya akan ngiler dengan wisata Komplek Candi Dieng dan akan melakukan hal yang norak di sana namun tidak bagi penduduk di sekitar sana.
Inilah manusia. Dengan segala keterbatasannya sebenarnya sangat ingin mencoba hal-hal baru. Merasakan apa yang belum pernah mereka rasakan. Mencoba dan merasakan mereka lakukan dengan berwisata. Dengan kegiatan ini, manusia seharusnya semakin merasakan karunia Tuhan yang tak terkira, juga berinteraksi dengan manusia lainnya alias penduduk di sekitar. Dengan berwisata kita bisa mengenal mereka lebih dalam.
Yah itulah manusia, yang disadari atau tidak tak akan bisa hidup tanpa berwisata.
Sekian, selamat berwisata, semoga menyenangkan.
Mungkin anda suka: Kepoin Teman Facebook Berbagai Negara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H