Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melihat Perjuangan Mereka, Masihkah Ada Keinginan Golput?

8 April 2014   14:29 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:55 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemilu akan berlangsung beberapa jam lagi. Jutaan rakyat Indonesia akan menentukan hak pilihnya. Logistik pemilu seperti kotak suara, surat suara, dan kelengkapan lainnya sudah mulai dididstribusikan ke berbagai pelosok di tanah air.

Di balik cerita persiapan pemilu ini, banyak sekali kisah mengharukan. Terutama bagi para relawan yang mengantarkan logistik pemilu ke daerah pedalaman. Tidak seperti daerah kita yang mudah dijangkau dengan transportasi darat yang mudah, pengiriman logistik pemilu di daerah pedalaman harus membutuhkan perjuangan sendiri. ada yang menggunakan pesawat perintis, kapal laut, hingga hewan seperti kuda. Semua dilakukan agar pemilu dapat digelar tepat waktu dan lancar. Demi kemajuan bangsa ini lima tahun mendatang.

[caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="Gambar : Potral Kalbar"][/caption]

Banyak sekali cerita mengharukan untuk mengantarkan logistik pemilu. Ada kalanya, para pengirim ini harus bertarung dengan cuaca untuk bisa berlayar ke pulau-pulau terpencil. Tak jarang pula, kapal yang mereka gunakan karam beserta logistik yang mereka bawa. Rasanya, perjuangan mereka sungguh berat sekali.

[caption id="" align="aligncenter" width="616" caption="Gambar: viva.co.id"][/caption]

Tak jarang pula mereka harus menembus lebatnya hutan dan mendaki gunung dengan jalan yang berliku untuk mengantarkan logistik pemilu. Hari demi hari mereka jalani.  Belum lagi jika turun hujan lebat yang semakin menyulitkan perjalanan mereka. Terlebih jika ada para gerakan pengacau keamanan yang senantiasa ingin mengganggu jalannya pesta demokrasi ini. Nyawa mereka pun menjadi taruhannya. Semua mereka jalani dengan semangat pantang menyerah. Demi Indonesia.

[caption id="" align="aligncenter" width="663" caption="Gambar : viva.co id"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Gambar: okezone.com"]

Gambar: okezone.com
Gambar: okezone.com
[/caption]

Lalu di ujung pelosok Indonesia lainnya, ada yang sudah mendapat formulir C-6 di rumah. Tinggal melangkahkan kaki beberapa meter dari rumah kita. Namun rasa malas, rasa apatis, rasa pesimis, dan rasa-rasa tak enak lain menggelayut di pikiran. Banyak yang memutuskan golput saja. Mencoblos adalah hal tak penting. Mencoblos adalah hal yang sia-sia belaka, tak berpengaruh bagi kita. Demikianlah yang sering kita jumpai.

Atau mungkin namanya tak ada dalam DPT, akhirnya memutuskan juga akan golput. Padahal Komisi Pemilihan Umum telah memberikan kelonggaran, baik pengurusan dokumen A-5 atau menggunakan KTP. Dengan sedikit perjuangan lebih sebenarnya bisa saja menggunakan hak suara. Memang cukup merepotkan, terutama jika banyak pekerjaan yang menumpuk. Tapi, lihatlah perjuangan para pengantar logistik tadi. Rasanya, jika dibandingkan dengan perjuangan mengurus agar bisa memilih belum ada apa-apanya. Paling tidak, anda tak harus menembus hutan, menantang gelombang laut, mendaki gunung, dan bertemu gerombolan pengacau keamanan.

Cukup miris melihat perjuangan para pengantar logistic pemilu di pedalaman lalu angka golput yang begitu tinggi. Sepertinya, peluh, air mata, dan usaha mereka sia-sia saja. Padahal mereka sudah mengorbankan apapun demi terselenggaranya pemilu ini.

Semua memang terserah anda. Mau menggunakan hak pilih anda silahkan, mau golput silahkan. Tapi, jika anda memiliki kepedulian terhadap bangsa ini, gunakanlah hak pilih anda. Masih ada beberapa jam lagi untuk mempelajari profil caleg yang akan anda pilih. Masih ada kesempatan untuk berbuat untuk kemajuan Indonesia.

Satu suara anda sangat menentukan Indonesia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun