"Aku pasrah wis Pak. Arek-arek tak wulang sak kuatku. Lha arek-arek mek njaluk istirahat ambek ndeloki jam mulih ae. Ganok sing niat sinau, pelajarane ngono-ngono ae, wis pasti munggah kabeh".
“(Aku pasrah sudah Pak. Anak-anak saya ajar semampuku. Lha mereka cuma mau istirahat sama lihat jam pulang saja. Tak ada yang niat belajar, pelajarannya begitu-begitu saja, sudah pasti naik semua juga).” Ida, Guru Kelas 2.
“Gak bisa ngomong lagi Pak. Sudah manut saja. Saya kasihan lihat matematikanya anak-anak hancur kalau dicampur sama tari kupu-kupu dan gaya renang gini. Mau saya kasih tambahan sudah gak nutut”, Lilik, Guru Kelas 5.
“Terserah wis Pak, saya lihat besok saja. Sampai bingung mau belajar apa,” Anggi, siswa Kelas 5.
Kalau anda membaca beberapa kutipan di atas, anda mungkin akan berpikir saya berada di pihak yang kontra dengan kurikulum 2013. Bisa dibilang ya, bisa dibilang tidak. Saya masih berpendapat bahwa suatu hal pasti ada sisi baik dan sisi buruknya. Pun demikian dengan Kurikulum 2013 (K-13).
Sudah hampir satu setengah tahun kurikulum ini berjalan. Sudah dua tahun pula pro dan kontra mengenai kurikulum ini. Kurikulum yang bertumpu tidak hanya satu aspek, tapi empat aspek yang tercakup dalam kompetensi inti (KI). Kompetensi inti sikap spiritual, kompetensi inti sikap sosial, kompetensi inti pengetahuan, dan kompetensi inti keterampilan.
[caption id="attachment_340752" align="aligncenter" width="504" caption="Salah satu pembelajaran pada K-13"][/caption]
Bagi saya, memang tujuan kurikulum 2013 ini bagus. Siswa tidak hanya terpacu pada aspek kognitif yang seringkali dipersepsikan dengan hafalan dan hafalan. Banyak hal yang mampu dilakukan oleh siswa dan guru agar kompetensi yang diharapkan dapat tercapai. Mulai dari mengamati lingkungan sekitar, menganalisis masalah, menalar dan berpikir tingkat tinggi, dan sebagainya. Tak luput pula kegiatan merenungkan hal-hal yang telah dipelajari dan materi apa yang masih belum dapat dikuasai dengan baik. Pembelajaran pun bisa jadi lebih menyenangkan dan lebih bisa terarah karena semua mata pelajaran disatukan dalam tema.
Tapi, sesuatu hal yang baik akan menjadi hal yang “buruk” kalau tak disiapkan dengan matang. Menjadi hal yang tak akan menyenangkan jika semestinya itu sangat menyenangkan. Seperti halnya kita makan sepotong pizza yang seharusnya lezat namun karena terburu-buru proses masaknya sehingga mengurangi cita rasa pizza tersebut. Andaikan saja pizza tersebut dimasak dengan waktu yang cukup, menggunakan bahan-bahan pilihan, diolah oleh tangan handal, dan disajikan pada saat yang tepat, niscaya pizza tersebut akan menjadi makanan yang sangat enak.
Adonan pizza bernama K-13 ini sayangnya dimasak dengan buru-buru. Guru bingung dengan proses pembelajaran dan penilaian. Buku-buku penunjang K-13 belum siap dengan matang. Dan pastinya, siswa-siswi (kita) belum siap untuk ikut ambil bagian menjadi peserta utama K-13. Semua terburu-buru dan pokonya begitu.
Kadang, dan bisa jadi sering, sang peserta utama bingung mereka sedang belajar apa. Kadang pula mereka tak begitu yakin dengan kemampuan mereka. Juga, mereka cepat lupa materi yang telah mereka pelajari karena materi tersebut tak terlalu mendalam dipelajari, hanya sekilas saja. Contohnya saja, salah satu materi dalam Tematik Kelas 5, yakni tema 4 sub tema 1. Pada materi tersebut, disajikan pembelajaran mengenai rangka manusia. Kalau dulu di pelajaran IPA, masalah rangka benar-benar diajarkan dengan seksama. Sekarang, pembelajaran rangka diajarkan sekilas karena terintegrasi dengan materi lain seperti gerakan voli dan tari piring.
Tak hanya itu, dengan jumlah materi dan kompetensi yang harus dicapai dalam waktu singkat, kadang “berbagai cara” harus dilakukan. Salah satu contohnya adalah mengerjakan buku tematik dan LKS sampai habis tanpa diterangkan sama sekali. Pokoknya selesai ada nilai. Toh semua siswa pasti akan naik. Kejadian ini tak hanya satu dua saya temui. Beberapa siswa bimbel saya mengatakan, sang guru sudah benar-benar pasrah. Yah mungkin saja sang guru sudah capek dengan berbagai laporan pendampingan yang tak juga usai dilaksanakan dan juga analisis nilai yang harus segera dikumpulkan. Kalau sudah begini, yasudahlah. Ikut saja.
[caption id="attachment_340753" align="aligncenter" width="384" caption="Beberapa guru mengecek buku baru K-13 untuk semester genap di UPTD Pendidikan Kecamatan Klojen, Kota Malang. Karena bukunya sudah ada, ya sudah dilanjutkan saja."]
Sekian. Ini hanya opini saja. Setuju monggo, tidak setuju silahkan. Yang jelas, jika anda ingin berkomentar, sampaikan dengan baik. Kalau tak, silahkan ikut saja pembelajaran tematik lagi. Salam.
Gambar : Dokumen Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H