Sudah lebih dari 15 tahun, Surabaya dan Madura tersambung oleh Jembatan Suramadu.
Jembatan kebanggan masyarakat Jawa Timur tersebut menjadi gerbang utama keluar masuk masyarakat Pulau Madura yang akan menuju Pulau Jawa. Jembatan ini seakan menggantikan Pelabuhan Kamal Madura yang dulu sempat menjadi primadona.
Namun, keberadaan jembatan tersebut ternyata masih dirasa belum sempurna. Lantaran, sebagian besar kendaraan yang melewatinya adalah kendaraan pribadi. Meski ada bus antar kota yang membawa penumpang menuju ke pulau garam, tetap saja opsi menggunaka kendaraan pribadi masih menjadi pilihan utama. Alasannya, tak lain biaya yang cukup mahal untuk mencapai ke tanah para laskar sakera.
Nah, atas alasan itulah, pihak Pemprov Jatim meluncurkan transportasi umum yang murah, aman, dan mudah dijangkau oleh masyarakat. Tak lain, transportasi umum tersebut adalah bus Trans Jatim.Â
Bus ini menjadi jawaban dari kebutuhan transportasi menuju dan dari Madura. Dengan hanya bertarif 5.000 rupiah saja untuk umum dan 2.500 rupiah untuk pelajar/mahasiswa/santri, Trans Jatim diharapkan bisa menjadi alat konektivitas utama warga Madura.
Belum lagi, keberadaan bus antar kota yang ada saat ini dirasa belum mampu menjawab kebutuhan transportasi yang bisa diandalkan. Harga tiket yang dianggap mahal, kondisi bus yang kurang baik, serta bus yang sering ngetem menjadi alasan utama. Bahkan, menurut beberapa sumber, harga tarif bus dari Surabaya ke Bangkalan, kota paling dekat dengan Suramadu bisa mencapai 30 ribuan rupiah. Jauh lebih mahal daripada bus ke arah Malang yang lewat tol. Padahal, jarak Surabaya ke Bangkalan jauh lebih dekat.
Meski hanya sampai Bangkalan, tetapi adanya Trans Jatim bisa menjadi solusi hemat untuk menuju Madura. Bayangkan, dengan harga 5 ribu rupiah saja, penumpang bisa menuju beberapa tempat di Bangkalan.Â
Mulai dari kulineran bebek Sinjay, ziarah ke makam Syaikhona Kholil, dan beberapa tempat menarik lainnya. Potensi wisata di Bangkalan dan sekitarnya diharapkan bisa berkembang dengan adanya Trans Jatim ini.
Sayang, adanya bus Trans Jatim ini ternyata tidak serta mereta disambut baik oleh semua pihak. Persepsi negatif terhadap warga Madura, terutama yang berada di perantauan seperti Surabaya dan Malang masib kental terasa saat berita bus ini diluncurkan.Â
Contohnya, komentar miring bahwa nanti bus akan tinggal rangkanya saja setelah beroperasi karena bisa jadi akan dicuri. Alasan ini timbul karena persepsi yang telah terbangun dari banyaknya kasus pencurian benda dari besi di Surabaya yang dilakukan oleh oknum warga Madura.