Keberadaan wira-wiri memang dibutuhkan warga Surabaya. Sejak diluncurkan tahun lalu, angkutan ini segera menarik perhatian masyarakat Surabaya. Mereka berbondong-bondong menggunakan wira-wiri karena murah dan tarifnya terintegrasi dengan Suroboyo Bus. Beberapa rute selalu penuh, termasuk rute FD 03 ini yang menghubungkan pusat Kota Surabaya dengan wilayah Surabaya Timur dan daerah di serkitar jalur lingkar timur (MERR).
Jumlah penumpang yang banyak ternyata tak diimbangi dengan jumlah armada yang cukup. Kurangnya armada ini, selain membuat beberapa penumpang tak bisa terangkut, juga membuat sopir wira-wiri dikejar waktu. Mereka harus bisa mencapai titik tujuan dalam waktu tertentu.
Pada sebuah kesempatan, saya pernah bertanya kepada helper atau kondektur wira-wiri, bagaimana mereka bekerja. Ternyata, mereka dibagi menjadi 2 shift, yakni shift pagi-siang dan shif siang-malam. Dalam satu shift, mereka harus bisa menempuh sekian putaran rute. Dalam satu kali putaran, ada rentang waktu sampai di titik akhir.
Semisal, rentang yang diperbolehkan adalah antara 1 jam 15 menit hingga 1 jam 30 menit. Artinya, mobil tidak boleh sampai sebelum 1 jam 15 menit atau melebihi 1 jam 30 menit. Setelah mencapai titik akhir, maka sopir dan helper akan mendapatkan waktu istirahat hingga berjalan kembali.
Apesnya, dengan kondisi kemacetan Kota Surabaya yang luar biasa mengerikannya, seringkali waktu untuk sampai ke titik akhir sangat mepet. Jika begini, tentu waktu istirahat sopir dan helper juga akan berkurang dan berdampak pada kondisi perjalanan berkutnya.Â
Saya pernah mendengar sopir dan helper yang mengeluh waktu istirahat mereka akan sangat singkat karena kondisi jalan sangat macet. Kalau tak salah, saat itu sedang ada event yang berlangsung.
Tentu, kebiasaan untuk memacu mobil dengan kecepatan penuh untuk mendapatkan jam istirahat ini tidak baik. Selain merugikan sopir dan helper, tentunya penumpang juga akan merasa perjalanan mereka kurang nyaman. Apalagi, banyak penumpang wira-wiri adalah lansia yang sangat membutuhkan kenyamanan.
Meski demikian, kondisi tersebut kembali pada jumlah armada yang terbatas. Saat mengecek di aplikasi Mitra Darat, ada 10 armada yang beroperasi tiap rutenya dengan masing-masing 5 armada yang berkebalikan arah. Tentu, dengan rute sejauh itu, jumlah armada sangat kurang.
Tak hanya itu, rute wira-wiri FD 03 yang masuk kali juga merupakan re-routing penggabungan dengan FD 04. Dulu, saat awal pengoperasiannya, rute FD 03 hanya sampai daerah Pandugo yang berada di sekitaran MERR. Sementara, dari arah Pandugo ke Gunung Anyar dilayani oleh FD 04.Â