Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Menata Gadang, Mempercantik Wajah Gerbang Kota Malang yang Penuh Kenangan

20 Januari 2024   16:14 Diperbarui: 21 Januari 2024   09:37 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa angkot ngetem di bekas Terminal Gadang. (Dokumentasi pribadi)

"Jika engkau ingin mengenal Malang lebih dekat, datanglah ke Terminal Gadang".

Ucapan itu keluar dari salah satu saudara saya sekitar 20 tahun lalu. Saya masih ingat kala itu ia berbincang dengan beberapa mahasiswa yang indekos untuk KKN di rumahnya. 

Kebetulan, ia memiliki beberapa kamar kos yang ia sewakan. Saya yang masih duduk di bangku SMP duduk bersama mereka dalam rangka mengantarkan hantaran lebaran.

Walau ada banyak pertanyaan dalam benak, akhirnya saya menyadari kebenaran ucapan saudara saya yang meninggal beberapa tahun lalu itu. Gadang adalah sebuah tempat pertemuan berbagai orang, kepentingan, dan budaya di Kota Malang. Gadang merupakan salah satu pintu gerbang Kota Malang yang sering kali diremehkan.

Dua puluh tahun lalu, saat Terminal Gadang masih berfungsi, saya selalu menantikan untuk singgah sejenak di sana. Kebetulan, rumah saudara saya tersebut berada di daerah Wagir, Kabupaten Malang. 

Saya dan keluarga yang tidak punya mobil menggunakan angkot untuk sampai ke rumah saudara tersebut. Dimulai dari naik angkot GML (Gadang Mergan Landungsari) lalu transit alias oper di Terminal Gadang untuk naik angdes GS (Gadang Sumbersuko).

Angkot GS merupakan angkutan pedesaan yang berwarna merah bata. Kala itu, saya selalu takjub dengan nomlekatur warna angkot yang cukup beragam di Terminal Gadang. Sepupu saya berkata, untuk angkutan di Kota Malang, maka semuanya berwarna biru. Sedangkan, untuk angkutan di Kabupaten Malang, warnanya beragam. Ada yang merah, hijau, putih, biru, kuning, dan sebagainya.

Angdes dengan berbagai macam warna sedang menunggu penumpang. (Dokumentasi pribadi)
Angdes dengan berbagai macam warna sedang menunggu penumpang. (Dokumentasi pribadi)

Saya takjub dengan penataan angkutan yang unik seperti itu. Apalagi. lajur angkot di Terminal Gadang saat itu tertata cukup rapi. Jadi, kami tak perlu bingung untuk berpindah jalur. Terlebih, banyak pula jalur bus menuju ke Blitar, Tulungagung, dan Dampit yang juga hilir mudik di dekat lajur angkot tersebut.

Salah satu kenangan saya akan Terminal Gadang adalah hadirnya pedagang asongan yang sangat banyak. Saking banyaknya, kadang sambil menunggu penumpang lain masuk ke angdes GS yang akan kami naiki, saya bisa jajan beraneka rupa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun