Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Trans Jateng, Antara Kepuasan Pelanggan dan Standar Pelayanan yang Belum Optimal

22 November 2022   08:38 Diperbarui: 22 November 2022   17:05 1147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bus Trans Jateng berhenti di Terminal Sangiran yang dekat dengan Museum Purbakala Sangiran. - Dokumentasi Pribadi

Diantara sekian BRT yang pernah saya naiki, secara pribadi saya memilih Trans Jateng sebagai BRT di luar DKI Jakarta sebagai BRT dengan pelayanan terbaik.

Ada beberapa alasan menjadikan Trans Jateng sebagai BRT terbaik dibandingkan BRT lain yang kini menjamur di berbagai daerah. Salah satunya adalah kinerja dari kondektur Trans Jateng yang cukup apik. Responsif terhadap penumpang ketika naik atau turun.

Kondektur Trans Jateng hampir selalu menjadi jembatan antara bus dengan halte. Kaki mereka segera melangkah dan memastikan penumpang turun dan naik dengan aman. 

Meski kegiatan ini juga dilakukan oleh beberapa kondektur BRT lain yang memiliki dek tinggi, tetapi saya melihat kondektur Trans Jateng hampir selalu melakukannya dengan cekatan. Kegiatan yang seakan menjadi SOP tersendiri dalam rangka mengutamakan penumpang.

Tak hanya itu, kondektur Trans Jateng juga mempersiapkan diri dengan uang recehan pecahan 500 dan 100 rupiah. Uang ini digunakan sebagai uang kembalian bagi para penumpang yang membayar secara tunai. Walau kini banyak BRT yang sudah melakukan transaksi secara nontunai, tetapi BRT Trans Jateng tetap menerima pembayaran secara tunai.

Penumpang yang membayar secara tunai juga masih dilayani dengan baik dengan menyediakan uang pecahan tersebut. Lantaran, dengan harga tiket sebesar 4.000 rupiah, biasanya penumpang membayar dengan uang 5.000 atau 10.000 rupiah. Makanya, keberadaan uang pecahan 500 atau 1.000 rupiah amat penting.

Trans Jateng masih mempertahankan pembayaran secara tunai. - Dokumentasi Pribadi
Trans Jateng masih mempertahankan pembayaran secara tunai. - Dokumentasi Pribadi

Masih diutamakannya penumpang yang membayar secara tunai memang membuat para penumpang, terutama lansia bisa naik Trans Jateng dengan mudah. 

Hal ini berbeda dengan Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Surabaya yang melarang penggunaan uang tunai sebagai alat pembayaran. Walau Suroboyo Bus tetap menerima pembayaran melalui voucher sampah botol plastik, tetap saja bagi mereka yang baru pertama kali naik akan kesulitan. Trans Jateng masih membuka opsi bagi siapa saja untuk bisa naik bus yang mereka jalankan dengan mudah dan murah.

Dalam sebuah poling sederhana terkait BRT mana yang terbaik di luar DKI Jakarta yang dilakukan seorang pemerhati transportasi umum melalui Twitter, rata-rata responden memilh Trans Jateng. Selain pelayanan dari kondektur yang baik, rute Trans Jateng yang dimodifikasi pada waktu tertentu juga cukup menarik minat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun