Naik kereta api saat ini memang nyaman.
Meski demikian, ada harga yang harus dibayar yakni tidak ada lagi penjual makanan yang berlalu-lalang di dalam kereta api. Ini tak lepas dari peraturan ketat yang dijalankan oleh PT KAI terkait ketertiban di stasiun dan rangkaian kereta.
Maka, jika dulu penumpang bisa leluasa membeli barang dagangan terutama makanan dari pedagang yang berlalu-lalang di dalam moda transportasi tersebut, kini mereka tak bisa lagi. Penumpang hanya memiliki dua pilihan ketika akan menyantap makanan di dalam kereta.
Pertama, membeli makanan yang disajikan oleh prama/prami -- pelayan di dalam kereta api -- yang beraneka rupa. Kedua, membawa makanan sendiri dari luar yang dibeli terlebih dahulu. Baik cara pertama maupun kedua memiliki keunggulan masing-masing.
Membeli makanan melalui prami memang cukup mudah. Kita tinggal menunggu mereka berjalan di dalam rangkaian kereta tempat kita duduk. Saat mereka menawarkan makanan tertentu, kita bisa membelinya secara langsung.Â
Makanan pun masih dalam keadaan hangat karena baru saja dimasak oleh mereka. Tak hanya makanan berat, mereka pun juga menjual aneka minuman hangat seperti kopi, cokelat, dan teh. Berbagai camilan ringan pun seperti snack juga mereka jual.Â
Intinya, keberadaan mereka sebagai pengganti para pedagang yang biasa berjualan. Makanan dan minuman yang mereka jual pun disediakan oleh PT Reska Multi Usaha sebagai anak perusahaan kereta api yang khusus menyediakan layanan restorasi.
Kalau sedang ingin mencari suasana baru, kita juga bisa berjalan ke arah kereta restorasi. Kereta ini biasanya berada pada rangkaian tengah kereta atau kereta nomor 4 atau 5 untuk rangkaian sedang dan kereta nomor 7 atau 8 untuk rangkaian panjang. Sambil menuju kereta restorasi, kita juga bisa berjalan-jalan ke kereta lain sambil melihat para penumpang dengan aktivitasnya masing-masing.Â
Di kereta restorasi, kalau ada sedang Bapak Polsuska atau Bapak Kondektur sedang santai, kadang saya ikut nimbrung obrolan mereka. Biasanya sih seputar kereta-kereta yang akan berpapasan atau kemungkinan bersilang dengan kereta lain di stasiun tertentu.Â
Kalau tidak, ya ngobrol dengan penumpang lain yang berbagi tempat duduk di sana. Maklum, sebagian besar perjalanan kereta api saya lakukan seorang diri jadi tidak mungkin juga menggunakan fasilitas di dalam kereta makan seorang diri.