Ada teman yang heran ketika saya mengunggah status WA berisi kebahagiaan menabung emas meski kini dalam kondisi pandemi.
Sebenarnya sih saya juga heran kok masih bisa ya menabung. Padahal, menurut pendapat saya pribadi, saya termasuk boros lho. Dan pendapatan per bulan saya tidak terlalu banyak. Engga sebanyak mereka yang bisa buat beli satu motor per bulan. Eh.
Meski demikian, saya mencoba selalu konsisten untuk memilah pemasukan dan pendapatan yang saya terima tiap bulannya. Perlu diketahui bersama, pendapatan yang saya terima dari pekerjaan saya ada dua macam, yakni dari memberi bimbel dan dari ngeblog.
Pendapatan dari bimbel bisa dikatakan pendapatan yang pasti. Setiap bulan saya pasti mendapatkan penghasilan dari siswa saya. Sementara, pendapatan dari ngeblog saya katakana tidak pasti karena saya mendapatkannya berfluktuasi tergantung rezeki.Â
Pendapatan dari ngeblog ini bisa berupa K-reward, lomba blog, job content placement, upah menulis di portal web wisata, dan pastinya Google Adsense. Untuk K reward sendiri biasanya saya tumpuk beberapa bulan biar hasilnya terlihat banyak.
Untuk itu, saya memiliki 2 rekening berbeda. Satu saya gunakan untuk mengumpulkan pundi uang dari bimbel dan satunya dari hasil ngeblog. Tidak boleh ada percampuran rekening keduanya.Â
Jika terpaksa saya menerima penghasilan melalui rekening yang tidak semestinya, biasanya akan saya pindah langsung ke dompet digital dan langsung saya pindahkan kembali ke rekening yang semestinya.
Bagi saya ini merupakan salah satu kunci untuk tetap bisa konsisten dalam melihat pendapatan saya. Biasanya, Tuhan itu maha adil. Saat pekerjaan bimbel menumpuk, maka penghasilan blog akan berkurang.Â
Sebaliknya, saat siswa saya libur sekolah, dengan asyiknya Tuhan memberikan job berlipat pada kegiatan lomba ngeblog saya. Entah menang lomba atau lainnya. ini juga sebagai pengingat bahwa sebenarnya rezeki kita ada porsinya masing-masing.
Lantaran berasal dari dua pemasukan yang berbeda, otomatis penggunaanya pun berbeda. Untuk pemasukan dari hasil bimbel, maka akan saya gunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Semisal membayar internet, pulang bolak-balik Malang-Yogyakarta, makan, Â dan membayar berbagai pengeluaran bulanan.
Kalau ditotal, ada 60% dari pendapatan yang harus saya keluarkan tiap bulan untuk kegiatan bulanan. Sisanya, masih ada sekitar 40%. Inilah yang sering saya gunakan secara fleksibel, baik untuk pengembangan bimbel, menabung, bersedekah, maupun kegiatan lain.