Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pandemi Belum Berlalu, Sensasi Lihat Hewan Kurban bagi Anak Kota Tetaplah Seru

28 Juli 2020   08:26 Diperbarui: 30 Juli 2020   23:23 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak bergerumbul di sebuah tempat penjualan hewan kurban. - Dokumen Pribadi

Bagi anak kota, momen menjelang Iduladha adalah sebuah momen berharga.

Tak lain, kehadiran hewan kurban yang mulai bermunculan di sekitar mereka menjadi warna berbeda. Baik kambing, sapi, maupun kerbau mulai memenuhi sudut jalan, sudut perkampungan padat penduduk, dan tempat lain yang menjadi tempat gembala dadakan beberapa hari sebelum hari raya kurban.

Kehadiran hewan kurban tersebut bak artis yang datang dari ibu kota. Dengan aneka rupa kulit pada mereka, rasanya para hewan kurban itu adalah suatu idola yang harus dilihat dari dekat. Terlebih, jika ada salah satu di antara hewan tersebut yang memiliki warna kulit yang unik. Seperti warna kulit anjing Dalmatian misalnya.

Keasyikan melihat hewan kurban nyatanya sudah ada sejak lama. Bagi anak kota seperti saya yang tidak bisa setiap hari melihat mereka, mendengar bahwa akan ada rombongan hewan kurban yang akan datang adalah sebuah euforia tersendiri. 

Kabar pun akan cepat beredar dan tentu saja, kabar itu semakin nyata dengan adanya persiapan lahan kosong yang akan menjadi tempat sementara. Tempat untuk melihat mereka sebelum ajal menjemput dan dikorbankan di hari raya nanti.

Walau terlihat berlebihan, nyatanya tiap tahun kegiatan melihat hewan kurban ini adalah kegiatan rutin. Para penjual hewan ataupun takmir masjid yang mengawasi hewan kurban tersebut tak bisa melarang.

Mereka pun paham bahwa hiburan semacam ini adalah hiburan langka dan mahal bagi anak kota. Yang tidak punya pekarangan luas di rumahnya meski hanya untuk menanam tanaman saja.

Meski kadang, bagi anak-anak yang usil ada saja ulah yang mereka lakukan. Seperti menendang kaki kambing, memberi makan mereka dengan makanan aneh semisal snack, atau pun memainkan telinga dan tanduk kambing sehingga membuat mereka marah.

Makanya, mata dari para penjaga hewan kurban tersebut harus tetap awas agar hewan yang akan dikurbankan tetap terjaga dan tidak stes.

Sayangnya, dengan wabah covid-19 yang merebak membuat kegiatan ini tak bisa lagi dilakukan secara bebas. Ada beberapa tempat penjualan hewan kurban yang melarang anak-anak untuk melihat hewan dari dekat. 

Namun, banyak pula yang tetap memperbolehkan anak-anak tersebut untuk melihat hewan kurban ini dengan beberapa pembatasan. Dan juga, ada yang tidak terlalu mempermasalahkan wabah ini dan tetap membiarkan anak-anak melihat para "artis dadakan" ini sama seperti tahun sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun