Ribuan bahkan mungkin ratusan ribu warga sudah memadati jalanan di sekitar Araneta City, sebuah kompleks olahraga dan eksebisi di Quezon City, Metro Manila.Â
Tak hanya di pinggir jalan, ada banyak warga yang sampai naik ke atap bangunan, jembatan penyeberangan, atap mobil, bahkan ada yang sengaja berdiri di atap bus. Tua muda, pria wanita, semua berkumpul jadi satu.Â
Bukan sang Presiden Fiipina yang mereka tunggu tetapi salah satu pahlawan nasional masa kini yang baru saja bertanding di ajang kontes kecantikan internasional.
Ia adalah Catriona Gray, Miss Universe 2018 yang untuk kali keempat bagi negaranya berhasil meraih mahkota paling bergengsi itu. Euforia warga ini adalah puncak dari euforia sebelumnya saat mereka semua melakukan nonton bersama malam final Miss Universe 2018. Ini hampir sama ketika Timnas Indonesia bertanding atau saat Tim Bulu Tangkis Indonesia sedikit lagi meraih medali emas di olimpiade musim panas atau Thomas Cup.
Satu negara seakan terhenti. Satu Filipina seakan berharap dan akhirnya penantian panjang itu berbuah manis. Teriakan dan jeritan serta lambaian bendera Filipina berkibar di mana-mana. Padahal, itu bukan hari kemerdekaan atau ada atlet mereka yang berlaga.
Tradisi dan obsesi kontes kecantikan memang amat kuat di Filipina. Jika di Indonesia sudah ada semacam pelatihan intensif bagi anak-anak yang berbakat dalam bulu tangkis, maka di Filipina hal serupa juga ada dalam dunia kontes kecantikan.Â
Dalam beauty camp yang dilakukan oleh banyak kalangan, kegiatan pelatihan ini akan membantu transformasi calon peserta yang memang tertarik mengikuti pageant.
Salah satunya adalah Flores Beauty Camp yang sudah eksis sejak 1996 dalam mengubah penampilan calon peserta. Dengan slogan "For Crown For Country", sudah banyak peserta kontes kecantikan yang berhasil menjebol kesuksesan di  berbagai ajang.
Dengan mengikuti pelatihan di beauty camp tersebut, banyak calon peserta yang rela meninggalkan pekerjaan, sekolah, dan keluarga demi bisa fokus mencapai apa yang mereka inginkan. Tak hanya mereka yang sudah matang secara usia saja, mereka yang masih belia, seperti remaja berusia 15 tahun pun sudah banyak yang bergabung. Pelatihan pun dilakukan selama enam hari seminggu dari pagi hingga malam.
Lalu, apa saja yang dilakukan dalam pelatihan beauty camp tersebut?
Segala aspek yang berhubungan dengan penilaian kontes kecantikan yang menjadi patokan. Mulai dari berlatih berjalan di atas catwalk, olahraga menjaga kebugaran dan ketahanan fisik, berlatih berbicara di depan umum (public speaking), berlatih menjawab pertanyaan laiknya penjurian sungguhan, hingga yang tak boleh ketinggalan adalah berlatih menggunakan make up dengan cepat, tepat, dan menarik.