Cantik tidak hanya sebatas pada mereka yang berambut lurus dan berkulit putih. Cantik bisa timbul dari mereka yang menerima diri mereka dan mencintai diri mereka. Dari mana pun asal kita, warna kulit kita, bentuk tubuh kita, bukanlah suatu kekurangan melainkan keunikan dan keindahan.
Kalimat tersebut masih terngiang hingga kini di kepala saya. Dari seorang wanita cantik asal Papua Barat yang dipanggil maju ke babak 11 Besar Puteri Indonesia 2020. Ia adalah Hivanly Salawane Leha, seorang mahasiswa magister ilmu pendidikan yang bisa membalikkan banyak prediksi pageant lover tentang siapa saja yang berhak maju ke babak tersebut. Ia juga menjadi wakil Papua Barat pertama dalam kurun waktu 5 tahun terakhir yang kembali masuk ke babak semifinal ini.
Banyak orang bertanya, kenapa Vanli -- sapaan akrabnya -- bisa maju ke babak tersebut? Padahal, ia datang dari daerah yang bisa dikatakan jauh dan cukup tertinggal. Namun, setelah menyimak cerita yang ia bagikan dalam sesi pageant session di sebuah channel You Tube, hampir pasti orang yang melihat dan mendengar ceritanya akan yakin bahwa ia memang layak masuk ke babak tersebut.
Ikut Puteri Indonesia dalam keterbatasan
Vanly yang merupakan mahasiswa S2 di sebuah PTN di Bali awalnya ragu untuk ikut pemilihan Puteri Indonesia 2020. Ia memang punya cita-cita seperti anak perempuan lainnya yakni ingin seperti puteri atau princess. Tetapi, karena ia merasa tomboi dan dulunya pernah bersekolah di STM, rasanya menjadi puteri adalah hal yang mustahil.
Terlebih, ia juga berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah. Sang ibu adalah single fighter yang harus menghidupi bebearapa anaknya dengan bekerja di gereja. Sementara, jangankan untuk ikut Puteri Indonesia dan datang ke Jakarta, uang mereka hanya cukup untuk memenuhi hidup sehari-hari dan pendidikan.
Meski demikian, Vanly tiba-tiba benar-benar ingin mengikuti ajang ini setelah ada yang merekemendasikan. Meski sang ibu awalnya pesimis dengan kondisi mereka, tetapi ia meminta anaknya untuk berdoa dan meminta petunjuk dari Tuhan tentang keinginannya tersebut. Vanly pun berdoa dan meminta petunjuk akan keinginannya tersebut.
Mendapat jawaban yang memantapkan hati
Setelah berdoa beberapa hari, akhirnya jawaban pun muncul. Ia mendapatkan jawaban bahwa ia punya talenta dan kepercayaan. Jadi, keputusannya adalah ia harus berangkat ke Jakarta untuk ikut audisi. Ia masih saja ragu dan bahkan berceletuk dengan unik.
"Tuhan, apa benar? Ini Pemilihan Puteri Indonesia. Kalau tidak jadi, mati anak ayam". Â