Tentu, kondisi semacam ini tidaklah menguntungkan. Walau tidak tahu kapan sekolah akan dimasukkan secara normal kembali, tetapi menjaga semangat mereka belajar haruslah tetap dilakukan karena bagaimana pun pendidikan adalah hal utama.
Maka, sebelum melakukan PPDB sekolah negeri, alangkah baiknya orang tua memberikan beberapa pemahaman sederhana mengenai kondisi yang terjadi saat ini.
Pemahaman utama adalah mengenai nilai yang tidak tidak digunakan dalam proses seleksi. Walau ada PPDB jalur prestasi, tetapi jumlah siswa yang diterima amatlah sedikit. Harapan utama memang pada PPDB zonasi.
Pemahaman mengenai jarak rumah yang digunakan juga bisa dipaparkan secara sederhana. Sembari menunggu PPDB, mencoba menyimulasikan jarak rumah ke sekolah juga bisa dilakukan.
Tak hanya itu, pemahaman mengenai kepadatan penduduk di wilayah yang mereka tinggali juga perlu diberikan. Tetapi, ini berlaku bagi siswa SD yang akan masuk SMP.
Paling tidak, melihat rumah mereka yang berada di perkampungan padat penduduk menjadikan pikiran mereka terbuka bahwa mereka harus bersaing dengan sekian anak.
Maka, mereka pun bisa memetakan kemungkinan untuk diterima di sekolah yang mereka inginkan sembari melihat jumlah pagu (siswa yang diterima) di sekolah tersebut. Mereka pun harus siap memilih sekolah lain yang bisa jadi lebih jauh tetapi peminatnya lebih sedikit.
Sebenarnya, agar pemahaman seperti ini bisa lebih maksimal, siswa tidak perlu mendaftar di hari pertama kecuali untuk PPDB zonasi berbasis desa yang mengutamakan pendaftar pertama menjadi prioritas seperti yang dilakukan oleh Kabupaten Sleman.
Dengan tidak mendaftar pada hari pertama, mereka bisa melihat pergerakan jarak yang diterima di sekolah tersebut sambil membandingkan jarak rumah mereka. Wait and see, begitu konsep yang sering dilakukan oleh banyak orang sukses untuk menjemput peluang. Toh di hari apa pun mereka mendaftar, jarak tetap menjadi acuan.
Dari kegiatan ini, mereka pun bisa belajar bahwa ketika kita ingin mencapai tujuan, maka ada saja hambatan dan peluang yang terjadi.
Tinggal bagaimana kita bisa cerdik menangkap peluang dari hambatan itu. Bisa saja lho, ada sekolah negeri C yang masih memungkinkan untuk dimasuki karena jarak rumah masih termasuk dalam daftar meskipun jika diurut dari Google maps lebih jauh dari sekolah A dan B.