Padahal, sudah banyak orang tua yang sejak pagi berada di depan layar komputer atau PC dan laptop demi bisa memasukkan data anaknya ke SMP yang dituju. Mereka banyak yang sengaja untuk cuti atau tidak bekerja pada hari ini demi memastikan putra-putrinya bisa terdaftar di SMP yang dituju.Â
Beberapa diantaranya, dalam komentar di Instagram ada yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan (nakes) yang menjadi garda terdepan dalam penanganan wabah covid-19 yang kini masih belum hilang.
Nyatanya, walau harus berkorban cuti atau tidak bekerja, entah berapa jumlah orang tua tersebut yang akhirnya gigit jari. Dinas Pendidikan Kota Malang seakan belum siap untuk menampung jumlah pendaftar yang begitu banyak.Â
Padahal, beberapa hari yang lalu, saat ada pendaftaran jalur prestasi dan afirmasi, kondisi serupa juga muncul. Bahkan, hingga hari terakhir pendaftaran pun masih banyak yang belum bisa memasukkan datanya.
Nah, yang menjadi pertanyaan, mengapa pihak Dinas Pendidikan Kota Malang seakan tutup mata akan hal ini? Ada juga orang tua yang sudah bertanya langsung ke Kantor Dinas Pendidikan dan disuruh ke sekolah yang dituju. Setelah sampai di sekolah yang dituju ternyata disuruh melakukan pendaftaran mandiri secara online.Â
Lah, jika secara online saja tidak bisa dan pihak pemangku kepentingan tidak bisa melakukan solusi, lantas apa yang harus dilakukan? Dan mengapa pula, kegiatan PPDB daring ini untuk jenjang SMP dibarengi dengan siswa SD yang juga secara online? Bisa dibayangkan kan betapa banyaknya akses ke laman pendaftaran tersebut?
Kalau kegiatan ini sudah dilakukan tiap tahun, harusnya pihak Diknas bisa memperkirakan lonjakan pendaftar pada hari pertama hingga terakhir. Menyiapkan server yang maksimal atau dengan antisipasi jika secara daring tidak bisa dilakukan bagaimana tindakan yang bisa dilakukan orang tua. Apalagi, banyak orang tua yang masih belum paham betul seputar IT.
Masalah semakin runyam ketika ada masalah mengenai kartu keluarga terutama bagi yang baru saja pindah domisili. Ada ketentuan bahwa KK yang bisa digunakan adalah KK yang memiliki usia lebih dari 1 tahun.Â
Inilah yang menyebabkan banyak orang tua yang menggeruduk ke Kantor Dinas Pendidikan Kota Malang di tengah masa transisi kenormalan baru. Semoga saja tidak ada kluster penyebaran covid-19 akibat kegiatan ini.
Semoga saja pada dua hari terkahir pendaftaran besok, pihak Dinas Pendidikan Kota Malang memperbaiki laman pendaftaran. Kasihan para orang tua yang sudah berkorban waktu, tenaga, dan kuota untuk mendapatkan kejelasan seputar siswanya.Â
Jangan sampai pula dengan kondisi yang tidak mengenakkan ini, calon siswa yang akan menuju bangku SMP menjadi down karena seakan sulit sekali bisa mendaftarkan ke sekolah.