Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tidak Bisa Menggaji dan Memberi THR Pengajar Menjadi Momen Tersulit Ramadan Kali Ini

5 Mei 2020   08:00 Diperbarui: 5 Mei 2020   08:02 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadan kali ini benar-benar di luar prediksi saya. Segala rencana yang saya susun awal tahun untuk usaha bimbel yang saya kelola benar-benar harus direvisi. Tak lain, wabah covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia menjadi penyebabnya.

Rencananya, jika tahun ini normal seperti tahun sebelumnya, saya ingin menambah ruang kelas baru di Tempel Sleman serta merekrut beberapa pengajar baru di Malang dan Kartasura. Namun, sejak kegiatan belajar di rumah yang dimulai pada 16 Maret 2020 kemarin, segala rencana itu menjadi buyar. Jangankan untuk membuka kelas baru, untuk membayar gaji pengajar pun rasanya sudah terengah-engah.

Banyak siswa saya yang memutuskan untuk tidak lagi mengikuti bimbel meski kami sudah memfasilitasi pembelajaran secara daring. Sebagian diantaranya bahkan langsung keluar beberapa hari setelah pengumuman belajar di rumah diberikan. Mulanya, kami semua masih optimis bahwa kegiatan belajar di rumah akan berlangsung hanya 2 minggu saja.

Ternyata prediksi kami salah. Kegiatan ini bahkan berlangsung hingga sekarang dan kemungkinan akan berlangsung hingga akhir tahun. Praktis, semakin hari, semakin banyak siswa yang mengundurkan diri karena kegiatan belajar di rumah ini. Kami paham bahwa ini adalah konsekuensi yang memang harus ditaati dalam penanganan wabah covid-19 ini.

Meski demikian, sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap usaha ini, maka saya pun juga ikut pusing tujuh keliling. Untuk pertama kalinya, saya melewati momen Ramadan dengan cukup sulit. Tidak ada pemasukan yang stabil seperti tahun sebelumnya hingga mencari cara bagaimana bisnis yang saya kelola ini bisa tetap bertahan.

Kalau saya pribadi memang masih bisa mencari penghasilan lain, entah berdagang atau pun dari kegiatan lain. Namun, saya masih memikirkan tentor saya yang sudah sebulan ini hanya mendapat gaji sekitar 30 hingga 50 persen saja. Untungnya, mereka menerima keputusan berat ini karena memang saya berusaha untuk jujur mengenai kondisi keuangan bimbel yang sedang dalam kondisi sulit.

Tidak hanya itu, momen Ramadan kali ini juga menjadi sulit karena bertepatan dengan kebijakan pembatasan sosial besar-besaran di beberapa kota. Saya yang langsung pulang ke Malang cukup kesulitan dalam mengkoordinasikan segala hal yang masih harus saya kerjakan di Sleman. Semisal, masalah percetakan modul pembelajaran yang masih menjadi tanggungan di sana. Mau tidak segera pulang saya takut jika mudik benar-benar dilarang. Dan akhirnya larangan itu memang terjadi saat per 24 April 2020 kemarin, mudik tidak diperkenankan untuk dilakukan.

Alhasil, selama Ramadan ini, jika boleh jujur, saya belum bisa khusyuk menjalankan ibadah secara penuh karena pikiran saya terbebani untuk hal-hal ini. Untung lah, saya memiliki beberapa tim yang cukup solid untuk mengatur apa yang belum bisa terselesaikan. Paling tidak, sisa kewajiban yang harus saya jalankan bisa segera rampung sebelum Idulfitri tiba. Agar saya bisa tenang dalam menyambut hari kemenangan tersebut tanpa banyak rasa bersalah. Saya memang tipe orang pemikir jika kewajiban yang saya lakukan tidak bisa saya jalankan sebaik-baiknya.

Makanya, di momen Ramadan tersulit selama hidup saya kali ini, saya berniat mengakhiri terlebih dahulu usaha bimbel saya sementara waktu per bulan Mei ini. Saya akan membuka kembali jika kondisi sudah memungkinkan. Keputusan ini saya ambil dengan berbagai pertimbangan karena saya rasa lebih baik dibandingkan memaksakan untuk tetap membukanya. Saya lihat bimbel-bimbel lain juga cukup terkena dampak parah kecuali bagi bimbel besar dengan daya dukung IT dan dana yang mumpuni.

Walau saya memendam kekecewaan karena tidak bisa lagi menggaji karyawan pengajar serta memberi THR kepada mereka, tetapi saya tidak patah semangat. Sembari menunggu kondisi pulih, saya tetap mencari ide bagaimana bisa membuka usaha ini di lain waktu dengan pondasi yang lebih kokoh. Makanya, saya banyak menghabiskan waktu untuk belajar membuat video pembelajaran yang bisa digunakan oleh murid-murid saya dan mencoba membuat aplikasi soal daring.

Intinya, meskipun kondisi sekarang amatlah sulit, tetapi saya yakin pada saatnya nanti akan pulih seperti sedia kala. Saya juga yakin banyak orang yang juga mengalami hal sama terutama pelaku wirausaha yang sedang merintis usahanya. Jadi, tetap bersemangat dan yakin pada Tuhan agar semuanya kembali normal dan kita bisa berkarya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun