Pandemi covid-19 yang entah sampai kapan berakhirnya membuat jalan-jalan yang menjadi salah satu kegiatan menyenangkan menjadi hal yang mustahil. Jangankan jalan-jalan, keluar rumah saja sekarang saja sudah dibatasi.Â
Tentu, ini sangat menyakitkan terutama bagi yang suka jalan-jalan seperti saya. Bak burung dalam sangkar, rasanya tubuh ini ingin sekali kembali berkelana.
Alternatif solusi dari kegiatan jalan-jalan itu adalah melakukan kegiatan jalan-jalan secara virtual. Alias, menggunakan aplikasi Google map yang menggambarkan citra satelit, peta jalan, dan panorama 360, serta beberapa kondisi permukaan bumi lain secara real time.
Dengan google map, kita bisa menjelajah daerah di manapun di permukaan bumi bahkan di tempat-tempat yang tidak pernah terpikirkan untuk mengetahuinya. Walau tentu, rasa untuk jalan-jalan secara virtual ini tidak akan sama dengan jalan-jalan sungguhan, tetapi bisa menjadi cara untuk mengobati kekecewaan tersebut.
Apa yang ingin didapatkan ketika jalan-jalan secara virtual?
Banyak. Salah satunya adalah seberapa jauh tempat tersebut dengan kita. Dengan Google map, kita bisa memperkirakan seberapa lama kita menuju tempat tersebut dan bagaimana cara kita untuk ke sana. Misalkan, jika dari Malang, saya bisa memperkirakan seberapa jauh saya bisa ke Sumenep. Lebih jauh mana antara Ngawi dan Magetan. Juga, apakah di kota tertentu ada fasilitas kereta api yang bisa saya gunakan.
Dengan begini, kita juga bisa belajar banyak mengenai keadaan geografi sebuah wilayah. Semisal, ada kota-kota tertentu yang begitu ramai diapit oleh pegunungan yang cukup rimbun. Salah satunya adalah Purwokerto.Â
Saya sempat berjalan-jalan virtual menuju kota ini setelah saya berjalan-jalan secara nyata. Kota ini ternyata dikelilingi pegunungan yang membuat jalur kereta api menuju kota ini cukup ekstrem dan melewati dua buah terowongan legendaris yaitu Kebasen dan Notog.
Melakukan jalan-jalan virtual, saya juga bisa memperkirakan seberapa berkembang sebuah kota. Dulu, ketika saya awal masuk kuliah, saya sempat "mengejek" rekan-rekan dari kota-kota kecil di Jawa Timur apakah ada mallatau pusat perbelanjaan di sana. Kini, saya tak perlu melontarkan kalimat candaan yang bisa menyinggung tersebut karena bisa menjelajahi sendiri lewat Google map.
Ternyata, kini hampir seluruh kota-kota di Jawa Timur telah memiliki pusat perbelanjaan. Bahkan sudah banyak yang memiliki gedung bioskop dengan beberapa diantaranya bergabung dengan pusat perbelanjaan itu.Â
Saya juga takjub di berbagai kota sudah banyak muncul kafe kekinian dan resto yang saat saya lihat foto ulasannya cukup bagus. Ini sekaligus jawaban beberapa rekan yang dulu kuliah di Malang enggan kembali pulang ke daerah asalnya lantaran tidak ada tempat yang menarik untuk nongkrong.
Mengingat jalan-jalan secara nyata belum bisa dilakukan, saya juga bisa melihat seberapa timpang pembangunan di Indonesia terutama di luar Pulau Jawa. Contohnya adalah wilayah yang ada di Pulau Papua. Kalau tidak jalan-jalan secara virtual, saya tidak akan tahu ada banyak sekali kabupaten baru hasil pemekaran di pulau itu.Â