Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Meningkatkan Peran Dosen Wali dan Teman Sebaya dalam Pencegahan Bunuh Diri Akibat Skripsi

1 Februari 2020   08:51 Diperbarui: 1 Februari 2020   18:32 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Konsultasi Skripsi. widyatama.ac.id

Tentunya tidak. Saya juga yakin hampir semua mahasiswa juga tidak mendapatkannya. Padahal, di dalam perguruan tinggi ada semacam badan konsultasi psikologi yang membuka layanan konseling bagi mereka yang membutuhkan. Saat PKPT -- semacam OSPEK -- di kampus saya dulu, badan ini memberikan sosialisasi. 

Namun, pada perjalanannya, saya dan rekan mahasiswa lain cukup kesulitan mengaksesnya lantaran kantornya yang cukup jauh. Berada di dekat rektorat sementara tempat kuliah saya di bagian kampus lain. Dengan jadwal kuliah yang padat, rasanya pergi ke kantor badan tersebut sungguh tak mungkin.

Untunglah, ada seorang Bapak yang bekerja di bagian administrasi fakultas yang sering mendapat curhat dari ribuan mahasiswa. Beliau yang bertugas menginput Kartu Rencana Studi (KRS) secara tidak resmi menjadi "tempat curhat" mahasiswa yang kesulitan menempuh mata kuliah tertentu. 

Termasuk pula bagi mereka yang sedang mengerjakan skripsi. Entah bagaimana sekarang, yang jelas saat saya kuliah dulu tak ada satu pun layanan konsultasi semacam ini di tingkat fakultas atau jurusan.

Peran penting dalam mengelola stres skripsi sebenarnya bisa diambil oleh dosen wali atau dosen pembimbing akademik (PA). Dosen yang bertugas layaknya wali kelas ini sebenarya juga bisa menjadi tempat curhat bagi mahasiswa. 

Sejak semester pertama, jika tugas dosen wali berfungsi dengan baik, maka mahasiswa akan memiliki pandangan mengenai apa yang akan mereka hadapi saat skripsi, bagaimana cara untuk menghadapinya, dan beberapa masalah lain.

Sayangnya, tidak semua dosen wali bisa melakukan tugasnya dengan maksimal. Beban pekerjaan yang tinggi menjadi salah satu alasan penyebabnya. Dosen wali saya adalah salah satunya dan saya maklum. 

Beliau begitu sibuk sehingga saat saya menemuinya hanya pada saat menandatangani KRS dan saat penjejakan akhir setelah yudisium. Makanya, ketika skripsi berlangsung, saya bisa dibilang cukup galau karena belum sempat berkonsultasi dengan beliau.

Jika peran ini bisa dilakukan secara berkala, maka setidaknya mahasiswa tersebut bisa lebih yakin dalam mengerjakan skripsi. Ada rekan saya yang mendapat dosen pembimbing yang secara berkala memberikan bimbingan. Dosen tersebut selalu mengumpulkan mahasiswa bimbingannya setiap awal semester mulai semester awal masuk menjadi maba. Mereka diberi sedikit pengarahan mengenai hal-hal apa saja yang mereka hadapi.

Mereka juga diberi beberapa topik penelitian secara umum yang barangkali bisa diangkat menjadi skripsi meski masih cukup jauh. Saat akan skripsi, dosen tersebut juga memberi petimbangan bagi mahasiswa untuk mencari bahan yang mudah didapat. Berhubung saya kuliah di Jurusan Kimia, tak semua bahan mudah dan murah untuk dibeli. 

Sang dosen selalu menekankan bahwa skripsi sebenarnya masa untuk berlatih mahasiswa untuk melakukan penelitian dengan baik dan benar sebelum mereka bekerja atau menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun