Mencermati kasus yang menimpa Reynhard Sinaga yang terbukti melakukan pemerkosaan terhadap banyak pria di Inggris membuat banyak publik terhenyak. Terutama, publik di Indonesia yang begitu kaget bagaimana bisa seorang pria Indonesia bisa memperkosa banyak pria dalam waktu yang relatif berdekatan.
Keterkejutan banyak pihak bisa jadi disebabkan karena korban kegiatan menyimpang ini adalah pria. Selama ini, korban pemerkosaan yang sering dipandang umum adalah wanita. Bagaimana bisa pria yang dianggap bisa melawan dan lebih kuat dibandingkan wanita mengalami pemerkosaan?
Nyatanya, itu bisa saja terjadi. Kasus yang viral sekarang adalah bukti nyatanya. Bahkan, saya sendiri hampir menjadi korban pelecehan seksual dari seorang pria.
Walau belum -- dan jangan sampai -- seperti yang dialami oleh para korban Reynhard, kejadian lama ini begitu membuat saya trauma cukup lama dan baru sekarang saya berani menceritakannya. Mumpung ada kasus yang sedang naik, momen ini saya gunakan. Yang jelas, dengan cerita ini semoga bisa dipetika sedikit pelajaran.
Saat saya masuk semester 3 kuliah, saya mengalami euforia untuk memiliki kegiatan di luar kampus. Saya sering ikut acara bedah buku, seminar-seminar, dan kegiatan lain yang bisa mengalihkan sejenak saya dari rutinitas belajar.
Di tahun tersebut, saya juga sering mendengarkan siaran berbahasa Inggris dari sebuah stasiun radio setiap hari Minggu.
Saya pun gemar mengirim pesan SMS yang dipandu seorang pria, sebut saja X untuk berdiskusi masalah yang sedang hangat dibicarakan.
Hampir setiap Minggu saya melakukan kegiatan ini karena saya beranggapan itu merupakan salah satu cara saya dalam meningkatkan kemampuan bahasa Inggris tersebut.
Lama-lama, sang penyiar pun mulai mengakrabkan diri dengan memberikan akun Facebook yang ia punya. Saya lupa siapa yang pertama kali menambahkan sebagai teman, yang jelas akhirnya kami pun berteman.
Saya hanya berteman seperti biasa dan cukup kagum dengan sosoknya yang ternyata sering pergi ke luar negeri.
Tiba-tiba, di suatu waktu, ia meminta nomor ponsel saya. Jelas, saya kaget dan cukup senang karena saya bisa berteman dengan orang yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris dengan cukup baik.