Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ingin Konsisten Nulis Samber THR? Ya Dibikin Simpel Saja

6 Juni 2019   08:00 Diperbarui: 6 Juni 2019   08:05 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesungguhnya, saya tidak pandai mendesain gambar ilustrasi blog. Tapi, berkat aplikasi ya dibikin simpel saja. - Dokpri

Tak terasa, lomba nulis Samber THR sudah akan mencapai ujungnya.

Jujur, pada awalnya, saya yang terkenal anti ribet tidak berniat mengikuti lomba ini sampai akhir. Mengingat banyak pekerjaan yang harus saya lakukan, mulanya saya berniat hanya mengisi beberapa topik saja semampunya. Namun, rasanya kok sayang sekali kalau momen Ramadan dilewatkan begitu saja. Akhirnya, saya bertekad kuat untuk menamatkan proyek 33 hari menulis ini dengan cara yang dibikin simpel saja.

Apa yang membuat saya tetap bertahan dan begitu bersemangat?

Pertama, niat utama saya tidak mengejar hadiah. Niat dalam diri dibikin simpel hanya untuk melatih konsistensi menulis dan mengisi waktu selama bulan Ramadan. Kalau biasanya waktu menunggu berbuka puasa saya habiskan untuk menonton TV atau bermain media sosial, maka hal itu kini teralihkan untuk menulis.

Niat saya yang lain, agar ada informasi yang bisa saya bagi kepada khalayak luas mengenai hal-hal seputar Ramadan. Tak melulu seputar puasa, namun segala hal yang menjadi sisi lain di bulan suci ini ingin saya kupas lebih dalam. Saya ingin sedikit memberi informasi bahwa bulan puasa bisa dijalani dengan kegiatan yang menyenangkan dan dibikin simpel.

Tak hanya itu, seperti yang saya ulas sebelumnya, saya ingin mempercantik feed blogpost saya di Kompasiana dengan aneka desain grafis ala-ala yang bagi saya cukup asyik. Tujuan saya membuat desain gambar ilustrasi blog tidak lain bagi saya ngeblog adalah seni. Seni yang harus dinikmati. Mengingat saya tidak bisa menggunakan aplikasi Photoshop atau Corel Draw, maka kegiatan mendesain ini dibikin simpel saja. Saya belajar menggunakan aplikasi Canva yang anti ribet dan bisa digunakan oleh siapa pun.

Aneka gambar dan warna pun berpadu memenuhi data artikel yang ada di laman profil saya. Semangat saya bertambah kala akan menulis tema baru setiap harinya. Kira-kira, akan dibikin sesimpel apa ya? Akan dibuat dengan desain, proporsi warna yang bagaimana agar pembaca yang kini anti ribet bisa tertarik dengan tulisan-tulisan saya?

Untuk itulah, setiap ada topik terbaru yang muncul, saya selalu semangat. Saya selalu berhasrat untuk segera menulis dan membuat desain baru untuk ilustrasi tulisan saya.

Sesungguhnya, saya tidak pandai mendesain gambar ilustrasi blog. Tapi, berkat aplikasi ya dibikin simpel saja. - Dokpri
Sesungguhnya, saya tidak pandai mendesain gambar ilustrasi blog. Tapi, berkat aplikasi ya dibikin simpel saja. - Dokpri
Kedua, waktu menulis yang saya sesuaikan dengan kondisi otak agar tetap fresh. Waktu terbaik bagi saya untuk menulis adalah selepas salat zuhur dan salat asar. Keduanya dalam kondisi saya baru saja mandi pagi dan sore.

Menulis di kedua waktu tersebut adalah kenikmatan tiada tara. Saya hampir selalu larut dalam mencari bahan untuk tulisan, merangkai kerangka paragraf, mengutak-atik diksi, memadupadankan kohesi dan koherensi, hingga menyunting ejaan. Kesemuanya saya lakukan pada kedua waktu tersebut.

Dengan mencoba konsisten menulis pada jam efektif tersebut, puji syukur, rasa malas yang hinggap kala beraktivitas saat berpuasa bisa ditahan. Rasa kantuk yang menyerang jadi hilang dengan semangat baru yang muncul. Kadang, saking semangatnya, saya sampai lupa menulis dari asar hingga azan magrib berkumandang dan belum sempat membeli takjil untuk keperluan berbuka puasa. Untuk itulah, saya sangat beruntung bisa mengikuti Samber THR ini.

Ketiga, saya memilih untuk menayangkan artikel saya tepat pukul 3 pagi. Mengapa jam tersebut saya pilih? Alasannya tak lain pukul 3 pagi merupakan waktu awal beraktivitas saat bulan Ramadan. Saat orang-orang mulai menyiapkan menu sahur.

Saya ingin para pembaca bisa menikmati tulisan saya kala menunggu makanan untuk sahur ataupun waktu salat subuh. Jika tulisan saya dibaca oleh Kompasianer lain yang sedang mengikuti kompetisi ini, saya juga sangat senang. Siapa tahu, tulisan saya bisa menginspirasi mereka dalam menulis dan ada tulisan lain yang mungkin bisa menyempurnakan tulisan saya. Sungguh, saya benar-benar senang menayangkan tulisan pada jam tersebut.

Apalagi, saya yang anti ribet sangat dibikin simpel dengan fitur-fitur yang ada di Kompasiana. Ada fitur autosave yang bisa menyimpan tulisan saya kala belum tersimpan dengan rapi. Dan yang pasti, ada fitur penjadwalan tulisan tepat pada waktu yang saya inginkan.

Keempat, saya segera mengeksekusi topik yang muncul pada tiap harinya. Saya tidak ingin ribet dengan aneka pikiran yang memenuhi otak. Apa yang saya bisa dan saya mampu ya itu yang saya tulis. Apa yang ada di sekitar saya, itulah yang masuk dalam artikel saya. Kala ada topik OOTD yang sejatinya lebih pas diulas perempuan, ya dibikin simpel saja. Saya bercerita tentang bagaimana saya sebagai seorang pria yang anti ribet memadupadankan baju yang saya kenakan agar terlihat rapi namun masih enak dipandang mata.

Terakhir, saya menyadari jika apa yang saya lakukan akan saya petik hasilnya di kemudian hari. Tidak melulu soal hadiah dan materi. Kepuasan dan beberapa orang menyebutnya ladang amal menjadi pemacu semangat sendiri agar saya konsisten dan merampungkan kegiatan 33 hari menulis ini.

Saya tidak tahu apakah di bulan Ramadan tahun depan masih diberi umur oleh Allah SWT. Saya tidak tahu, apakah di bulan puasa selanjutnya, saya masih bisa mengikuti kegiatan menulis ini. Untuk itulah, saya ingin mempergunakan waktu yang disediakan oleh Sang Pencipta dan kesempatan dari Kompasiana sebaik-baiknya.

Sebagai penutup tulisan, saya mohon maaf jika ada komentar yang belum terbalaskan atau tautan artikel yang belum saya kunjungi. Saya juga meminta maaf kalau ada isi artikel saya yang kurang berkenan. Ini semua karena keterbatasan saya yang hanya gemar menulis.

Bagi yang belum sempat mengikuti tantangan Samber THR ini, semoga tahun depan bisa mencobanya. Alasannya, kegiatan ini adalah salah satu cara anti ribet untuk mengisi waktu puasa yang dibikin simpel oleh Admin Kompasiana. Rugi sekali kalau tidak mengikutinya.

Untuk teman-teman yang sudah menulis selama 33 hari ini, saya ucapkan selamat. Kita semua adalah pemenang. Tidak mudah untuk menyelesaikan tantangan ini awalnya. Namun, berkat tekad kuat dan semangat teman-teman semua, artikel yang tayang di Kompasiana terasa lebih sejuk di tengah panasnya suhu politik di negeri ini.

Jikalau teman-teman belum berhasil memenangkan perlombaan secara materi, percayalah tidak ada yang sia-sia. Perjalanan teman-teman masih panjang untuk bisa terus belajar dan belajar. Demikian pula bagi saya pribadi. Sebuah video cover lagu dari JKT48 kiranya bisa menjadi semangat bagi teman-teman untuk tetap konsisten apapun hasil yang diraih. Selamat menonton.


Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun