Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sosok KH Ali Maksum Krapyak Yogyakarta yang Dekat dengan Santri

27 Mei 2019   03:00 Diperbarui: 27 Mei 2019   03:12 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bangunan ponpes Al Munawwir Krapyak Yogyakarta. - Dokpri
Bangunan ponpes Al Munawwir Krapyak Yogyakarta. - Dokpri
Peran besar Kiai Ali dalam NU salah satunya diwujudkan dalam upaya pergerakan NU "Kembali ke Khittah 1926" atau yang dikenal sebagai penyelamatan NU dari kepentingan politik praktis. Upaya ini dilakukan pada 1984. Saat itu, NU memutuskan tidak terafiliasi dengan parpol manapun sesuai tujuan awal organisasi ini berdiri. Kiai Ali juga terus mengawal jalannya gerakan ini hingga akhir hayatnya.

Karomah terhadap Santrinya yang Unik

Menjadi seorang kiai yang disegani, Kiai Ali juga memiliki karomah unik. Salah satunya, seperti kisah yang diceritakan oleh Ahmad Majidun, santri di Krapyak sekaligus mahasiswa di IAIN Suka. Majidun yang dikenal sebagai aktivis kampus kerap meninggalkan pondok termasuk untuk kegiatan keluar kota. Ia akhirnya sering membolos kegiatan pengajian di pondok termasuk saat dibimbing Kiai Ali sendiri.

Suatu pagi, Kiai Ali memanggilnya. Majidun sempat khawatir sang kiai akan marah. Namun, bukan amarah yang didapat lantaran sering membolos, justru kejutan yang didapat oleh sang santri tersebut. Sang kiai malah menawarkan kepada santrinya untuk berjalan-jalan. Beliau akan menjadi sopir secara khusus bagi sang santri.

Kekagetan santrinya bertambah ketika mobil yang mereka tumpangi malah menuju IAIN Suka. Dengan tenang, saat ditanya oleh sang santri mengapa beliau menuju kampus tersebut, sang kiai menjawab alasan kedatangannya ke kampus tersebut bertujuan mengantarkan santri kesayangannya untuk kuliah.

Sungguh, jawaban ini kembali menjadi pukulan telak bagi sang santri yang sudah menanggung malu. Betapa tidak, ia sebenarnya juga jarang ikut perkuliahan lantaran lebih aktif berorganisasi. Selidik punya selidik, sang kiai ternyata juga pengajar di kampus tersebut. Suatu fakta yang baru diketahui sang santri tersebut. Cerita ini adalah salah satu bukti kedekatan Kiai Ali kepada santri-santrinya.

Santri Ponpes Al Munawwir Krapyak sedang berjalan-jalan saat waktu rehat menjelang salat Magrib. - Dokpri
Santri Ponpes Al Munawwir Krapyak sedang berjalan-jalan saat waktu rehat menjelang salat Magrib. - Dokpri
Pernah Dihantam Linggis

Di akhir masa hidup beliau, ada sebuah kisah miris yang dialami Kiai Ali. Pada suatu hari, ketika sedang menyampaikan ceramah, seseorang yang naik ke panggung acara. Orang tersebut membawa sesuatu yang dibungkus kain surban berwarna putih. Ternyata, bungkusan tersebut berisi linggis. Benda tersebut langsung dihantamkan kepada Kiai Ali secara membabi buta.

Sang kiai segera tersungkur dan terluka parah. Beliau bahkan harus menjalani opname selama hampir dua bulan selepas tindakan persekusi tersebut. Di tengah perawatan medis yang beliau jalani, ada sebuah pelajaran yang diberikan oleh sang kiai. Salah seorang santrinya, KH Abdul Karim, menerima pesan istimewa dari sang kiai. Pesan itu berbunyi:

"Kabeh anak-anakku lan santriku, ora keno dendam lan ora keno anyel (semua anakku dan para santriku, tidak boleh dendam dan benci)," kenang kiai yang akrab disapa Gus Karim itu, menirukan ucapan dari sang guru.

Berkat pesan ini, satu pelajaran berharga berupa sebuah kekuatan besar yang harus dimiliki oleh seorang muslim. Kekuatan itu adalah sikap memaafkan, tidak saling membenci, dan tidak menyimpan dendam. Kekuatan ini jauh lebih ampuh dibandingkan kekuatan fisik apapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun