Pro kontra perlu makanan atau minuman manis ketika berbuka memang masih menjadi hal yang diperdebatkan. Dari beberapa literasi, memang ada anjuran untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh Rasulullah. Pertama, tentu kurma basah (ruthab) menjadi hal yang paling diutamakan. Jika tidak ada, barulah kurma kering (tamr). Jika tak ada lagi, maka air putih satu tegukan menjadi alternatif.
Nah, kalau melihat urutan dari apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, beliau  memang tidak secara eksplisit menyatakan bahwa berbuka harus dengan yang manis-manis. Justru, yang diutamakan oleh Rasulullah adalah buah kurma ini sendiri.
Mengapa kurma?
Pohon kurma diibaratkan sebagai permisalan dari seorang muslim. Daun pohon kurma yang tidak berguguran memberi isyarat bahwa ada keberkahan yang beriringan dari pohon kurma tersebut. Keberkahan ini digambarkan sebagai pribadi seorang muslim yang tetap bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.
Isyarat kurma yang dijadikan menu utama berbuka puasa sejatinya menggambarkan ia bisa menjadi pengganti energi yang hilang selama puasa berlangsung. Ia menjadi penyempurna keberkahan yang akan sangat dinantikan oleh tubuh kita selama berpuasa.
Lantas, apakah makanan atau minuman manis bisa disejajarkan dengan kurma?
Jawabannya adalah belum tentu. Keberkahan yang dimiliki kurma adalah kunci. Walau kurma berasa manis, namun manisnya kurma tidak bisa disejajarkan  dengan minuman atau makanan manis apapun. Menurut beberapa ulama, manisnya makanan atau minuman manis tidak bisa di-qiyas-kan dengan kurma.
Uniknya, kurma sesungguhnya tidak memiliki kadar kemanisan yang terlalu tinggi. Jika dibandingkan dengan makanan atau minuman lain, kurma memiliki derajat kemanisan sedang. Kadar kemanisan keto kurma masih di bawah jus jeruk, sirup, dan minuman bersoda.
Dari pemahaman ini, maka bisa disimpulkan bahwa anjuran berbuka puasa dengan kurma tidak serta merta bisa disejajarkan dengan makanan manis. Selain tidak bisa di-qiyas-kan, kurma sendiri memiliki kadar kemanisan yang sedang. Tidak sebanyak minuman manis yang digembar-gemborkan dalam iklan sirup, minuman kemasan, atau produk lainnya.
Sebenarnya, yang dibutuhkan tubuh kita adalah asupan glukosa atau gula darah sehingga bisa menghasilkan ATP atau energi melalui proses glikolisis, siklus krebs, dekarbosilasi oksidasi asam piruvat (DOAP), dan transpor elektron.