Halo, saya ikutan menulis politik ya. Maafkan jika belepotan.
Jadi begini. Kemarin, WAG keluarga saya heboh dengan aktivitas pembagian kaos capres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf. Ajaibnya, rumah saya yang selama ini jauh dari hingar-bingar politik mendadak menjadi basecamp pemenangan salah satu capres. Jumlahnya tak main-main.
Ada sekitar 100-an kaos yang dibagi begitu saja. Sontak, tetangga sekitar mengerumuni rumah saya yang biasanya adem ayem saja. Berhubung saya sedang di luar kota, saya hanya bisa bertanya dengan detail apa yang sebenarnya terjadi.
Menurut ayah saya, yang pada pemilu-pemilu sebelumnya tidak pernah menjadi tim hore caleg maupun capres, kaos itu titipan dari seorang tim sukses capres nomor 01. Sedianya, Jokowi akan berkampanye di Malang selama dua hari. Nah, bagi siapa saja yang mau ikut kampanyenya Jokowi, maka kaos itu harus dipakai.
Kejadian pembagian kaos ini dalam sebulan ini bukan pertama kali terjadi. Malah, tetangga sebelah rumah beberapa hari sebelumnya membagikan baju koko kepada jamaah pengajian RT. Baju ini berasal dari salah seorang caleg dari Partai Demokrat. Caleg  partai dengan nomor urut 14 ini kembali masuk ke perkampungan saya.
Pada Pemilu 2009 lalu, caleg partai ini masuk dengan membawa program pavingisasi jalan kampung. Alhasil, Partai Demokrat menang telak di TPS tempat saya mencoblos dan diikuti kemenangan pada tingkat nasional. Simbol-simbol SBY juga tampak di mana-mana dan menghantarkan bapak ini menjadi Presiden pada periode selanjutnya.
Meski caleg yang meramaikan program pavingisasi itu menjadi tahanan KPK setelah kasus korupsi massal DPRD Kota Malang, warga di sekitar rumah masih tak kapok menerima lagi segala hal dari caleg. Bahkan, dalam acara pengajian RT, baik bapak-bapak maupun ibu-ibu, ada sosialisasi pencoblosan surat suara kepada caleg tersebut.Â
Menurut tetangga yang bertugas menjelaskan tata cara pencoblosan, kegiatan ini hanya sekadar memastikan suara warga kampung bulat mendukubg caleg yang sudah memberi bantuan baju koko.
Saya sih tak terlalu ambil pusing. Apakah kegiatan semacam ini melanggar ketentuan kampanye yang diatur oleh undang-undang. Mengingat, kejadian seperti ini ya terjadi pula di kampung-kampung lain. Di tempat lain dengan caleg dan capres yang berbeda.
Namun, satu hal yang unik pada gelaran lima tahunan kali ini. Berbeda dengan pileg edisi kemarin yang tak berbarengan dengan pilpres, maka ada kesan bahwa antara partai politik dan capres yang diusung tidak ada sinkronasi yang baik.Â