Upaya untuk mengganti Jalan Raya Darmo dengan nama pahlawan ternyata bukan yang pertama kali. Pada tahun 1961, kala Surabaya dipimpin oleh wali kota Raden Satrio Sastrodiredjo, pernah tercetus penggantian Jalan Raya Darmo menjadi Jalan Patrice Lumumba. Mungkin, banyak yang bertanya, siapakah sosok Patrice Lumumba? Dari provinsi mana ia berasal?
Uniknya, sang pahlawan yang akan dijadikan nama jalan pengganti Jalan Raya Darmo adalah seorang tokoh politik Kongo dan pendiri Movement National Congolais (MNC). Lumumba berhasil membentuk pemerintahan Kongo pada tahun 1960 setelah berhasil memenangkan pemilu. Sayangnya, pada masa pemerintahannya ini, Kongo berada pada kondisi sulit akibat pemberontakan militer dan ia terbunuh pada tahun 1961.
Maka, pada tanggal 13 Maret 1961, sesuai SK Walikotapraja Surabaya nomor 187-k (pembetulan), Jalan Raya Darmo diubah menjadi Jalan Patrice Lumumba. Sayangnya, usia nama jalan baru ini hanya sekitar lima bulan. Pada Agustus 1961, SK itu dicabut dan nama Jalan Raya Darmo dikembalikan sesuai asalnya hingga kini. Penolakan dari warga dengan alasan tertentu yang membuat nama Darmo tetap ada di jantung Kota Surabaya.
Penolakan warga mengenai perubahan nama jalan ini sejatinya juga terjadi di berbagai wilayah. Artinya, jalan sebagai simbol kota, juga menjadi ajang atau ruang untuk berbagai kompetisi antara berbagai kepentingan politik. Nama jalan juga wujud dari perebutan kontrol atas produksi makna simbolik dalam pembangunan lingkungan kota. Jalan Raya Darmo akhirnya tak diganti namanya seperti jalan lain. Sebut saja Jalan Simpangplein yang menjadi Jalan Pemuda dan Kaliasin yang menjadi Jalan Basuki Rahmad.
Nah, bagaimana dengan kota Anda? Apakah pernah terjadi pro kontra perubahan nama jalan? Ceritakan yuk di kolom komentar.Â
***Â
Sumber:
Basundawan, Purnawan. 2009. Dua Kota Tiga Zaman : Surabaya dan Malang. Yogyakarta : Penerbit Ombak.Â
Basundoro, P., dkk. 2005. Kota Lama dan Kota Baru, Sejarah Kota-Kota di Indonesia Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H