Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pembangunan Shelter, Langkah Tepat Membantu Korban Bencana Lombok dan Palu

4 Maret 2019   10:23 Diperbarui: 4 Maret 2019   16:17 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bencana gempa dan tsunami membuat banyak bangunan hancur. Sumber: BBC

Sudah hampir setengah tahun lebih dua bencana dahsyat yang meluluhlantakkan Indonesia Tengah terjadi.

Rasanya, sudah kering air mata bangsa ini tercurah habis akibat bencana. Ribuan bangunan menjadi saksi kedahsyatan bencana Gempa Lombok dan Gempa Tsunami Palu pada pertengahan 2018 lalu. Pun, korban jiwa yang cukup banyak juga menjadi dampak dari musibah ini.

Ratusan ribu jiwa kehilangan tempat tinggal. Anak-anak sekolah tak lagi bisa ceria untuk menatap masa depan. Para pekerja tak bisa lagi berkarya dengan semangat seperti sedia kala. Tak banyak pula harapan yang seakan terkubur bencana dahsyat tersebut.

Namun, terus larut dalam kesedihan dan berpangku tangan bukanlah solusi. Hanya membiarkan saudara-saudara kita di Palu dan Lombok dalam keterpurukan bukanlah hal yang patut dilakukan. Sebagai satu tubuh kesatuan bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi sila-sila kemanusiaan yang adil dan beradab, membantu saudara-sudara kita adalah suatu kewajiban.

Sayangnya, acapkali kita bingung jika akan membantu saudara-saudara kita tersebut. Kita jauh dari mereka sulit untuk mencari tahu apa saja yang dibutuhkan oleh saudara kita. Seringkali, bantuan yang kita berikan banyak yang menumpuk dan tak terdistribusi dengan baik. Terlebih, jika bahan makanan yang menjadi bahan bantuan yang seringkali kita berikan tak dapat digunakan lagi jika telah memasuki tanggal kadaluwarsa.

Padahal, jika melihat kondisi di lapangan, justru bantuan jangka panjanglah yang lebih dibutuhkan oleh para pengungsi dan korban yang terkena dampak bencana tersebut. Hunian sementara atau biasa disebut dengan shelter adalah kebutuhan utama itu. Bangunan ini berfungsi ganda yang tak hanya dapat digunakan untuk evakuasi pengungsi saat bencana terjadi.

Shelter biasanya dibangun dengan model bertingkat yang tahan gempa, tahan tsunami, dan bisa menampung banyak orang. Yang terpenting, bangunan ini sejatinya harus ada di wilayah yang rawan terkena becana alam, seperti Lombok dan Palu.

Selain shelter, ketersediaan air bersih juga seringkali menjadi masalah. Terutama, di daerah terdampak bencana yang telah kehilangan sumber air bersih. Salah satunya pada bencana likuifaksi di Petobo, Balaroa, dan Jono Oge, Palu-Sigi. 

Bencana alam berupa pencairan tanah tersebut menghasilkan semburan pasir yang bisa menyebabkan sumur tersumbat pasir. Tak hanya itu, bahan bakar minyak dan kabel listrik yang ditanam di dalam tanah bisa putus sehingga menjadi krisis listrik.

Krisis air bersih juga tak sekedar membuat aktivitas untuk membersihkan diri menjadi terhambat. Air bersih yang juga digunakan untuk minum snagat dibutuhkan oleh ibu hamil dan menyusui. Ketersediaan air bersih sangat mutlak diperlukan agar bayi yang berada dalam pengungsian bisa tercukupi gizinya dari ASI dan makanan yang diperoleh.

Tidak adanya air bersih yang mencukupi, sering kali membuat ibu hamil dan menyusui berada dalam kondisi tekanan tinggi dan stres. Nutrisi bagi ibu dan sang bayi akan tidak tersuplai dengan baik. Jika dibiarkan, kesehatan generasi penerus bangsa yang tinggal di pengungsian akan terancam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun