Lantas, apa yang menyebabkan penggunaan plastik menjadi hal yang tak bisa dilepaskan dari kantin sekolah?
Tentunya, semua bermula dari kebiasaan. Sedari kecil, siswa memang lebih mengenal jajanan dari plastik dan sejensinya dibandingkan jajanan nonplastik semisal jajanan pasar.
Kebiasaan ini terbawa hingga ke sekolah dan terus berlanjut ketika kantin sekolah juga menjual jajanan tersebut. Saat ada upaya dari sekolah dan pengelola kantin untuk mengganti jajanan tersebut dengan jajanan lain yang lebih sehat, maka tidak serta merta upaya itu bisa berhasil.
Beberapa pedagang kantin seringkali mengeluh dengan tidak lakunya jajanan yang mereka jual. Sebagian siswa memilih untuk membeli jajanan di luar yang bagi mereka lebih menarik dibandingkan makanan di kantin.
Apalagi, dengan menjamurnya penjaja makanan di luar sekolah, maka upaya sporadis dengan melarang jajanan dari plastik ini tidak bisa berhasil.
Memang, bagi beberapa sekolah terutama sekolah menengah, upaya bebas sampah dalam kantin bisa dilakukan. Beberapa sekolah yang telah lolos seleksi Adiwiyata Nasional maupun Mandiri bisa menggunakan bahan lain untuk wadah makanan dan minuman yang dijual, semisal daun pisang atau siswa diharuskan membawa wadah sendiri.
Namun, hal ini cukup sulit dilakukan bagi siswa Sekolah Dasar yang secara pemikiran belum matang. Bagi mereka, jajanan berbungkus plastik adalah makanan favorit yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Apalagi, jajanan renyah yang mengandung banyak MSG adalah jajanan favorit bagi siswa-siswi. Melarang mereka secara langsung membeli makanan tersebut di dalam kantin sekolah dengan tergesa sama artinya membuat mereka mencari cara lain.
Membeli jajanan tersebut di sekitar sekolah kala pulang atau membawa sendiri dari rumah untuk dikonsumsi ketika istirahat adalah beberapa cara agar masih bisa mengonsmsi jajanan "enak" tersebut. Itu bukan rahasia umum.
Pada beberapa sekolah, upaya lain juga telah dilakukan. Bergandengan dengan pihak lain, seperti Puskesmas juga menjadi salah sau cara yang dirasa efektif agar masalah penggunana plastik di kantin sekolah ini bisa diatasi.
Sekolah seringkali mengundang Puskesmas hadir di sekolah untuk melakukan sosialisasi dan penyuluhan, baik bagi siswa maupun pengelola kantin agar bisa beralih dari jajanan yang berbasis plastik menuju jajanan nonplastik.