Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Mengulik Kesuksesan Lagu Hits Philpop Bertema Homoseksual

21 September 2018   09:13 Diperbarui: 21 September 2018   09:46 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Irama lagu yang keluar dari video klip HD salah satu channel Youtube itu membuat siapa saja yang mendengarkannya akan tertarik.

Irama melow dan mendayu-dayu akan membuat pendengarnya terus memutar ulang bait demi bait lagu itu hingga akhir. Jika mengikuti kata-kata anak muda zaman sekarang, lagu ini membuat "baper". Namun, jika sang pendengar melihat lebih lanjut mengenai isi dari video tersebut, maka ia akan terhenyak.

Dua orang pria saling berduaan dan baper mengikuti alunan lagu ini.

Tak ada adegan pria dan wanita saling berkejaran layaknya lagu-lagu percintaan pada umumnya. Tak ada pula scene pemberian mahkota bunga di telinga tokoh wanita atau adegan wanita menangis hingga habis. Di dalam video itu justru menyuguhkan adegan pembicaraan empat mata dari hati ke hati antar dua pria. Salah satu pria akhirnya menangis dan meninggalkan pria lain yang diikuti oleh tatapan nanar dari pria yang menjadi pemeran utama sekaligus penyanyi dari video klip tersebut.


Itulah sekilas video klip dari lagu Pare Mahal Mo Raw Ako yang dinyanyikan oleh artis pria solo Michael Pangilinan. Popularitas penyanyi yang juga personil dari grup vokal "Harana" ini langsung meroket. 

Beberapa waktu setelah peluncurannya, lagu bertema homoseksual ini masuk nominasi kategori Best Performance by a New Male Recording Artist pada ajang penghargaan Awit Award 2015. Walau tidak menyabet penghargaan, namun lagu ini langsung menyita perhatian penikmat musik Filipina. Pemutaran di berbagai radio pun dilakukan. Beberapa minggu kemudian, lagu ini berada di puncak tangga lagu pop Filipina.

Selain irama lagu yang membuat baper, pesan kuat untuk tidak menjauhi teman yang memiliki orientasi seksual sesama jenis membuat lagu ini menjadi perhatian. Bagaimana usaha seorang pria yang tidak mau menyakiti hati teman pria dekatnya lantaran ia tahu sang teman menyukainya.

 Betapa ia sangat menyayangi teman dekatnya tersebut namun cinta sejatinya hanyalah pada seorang wanita yang muncul di tengah video klip tersebut. Kedekatan mereka selama ini ternyata disalahartikan sebagai hubungan percintaan. Padahal, pria yang menyanyikan lagu ini jelas-jelas merupakan heteroseksual.

Kepopuleran lagu ini memang fenomenal. Jauh sebelum lagu ini muncul, tak banyak lagu-lagu bertema homoseksual yang dinyanyikan oleh penyanyi pria Filipina. Namun, pada era 90an, lagu-lagu bergenre Ballad dan R@B hanya menggunakan bar gay sebagai latar pembuatan video klipnya. Namun, lagu-lagu tersebut bukan merupakan lagu-lagu bertema homoseksual.

Barulah, pada tahun 2002, sebuah band papan atas Filipina, Parokya Ni Edgar (PNE) menghentak dunia musik Filipina lewat lagu This Guys In Love with You Pare. Sosok pria kemayu tergambar jelas. Tergila-gila pada teman pria dekatnya, pria tersebut sering mencuri pandang kala mereka bersua. Hingga akhirnya, sang teman menyadari bahwa ia adalah seorang gay.


Lagu ini menjadi fenomenal. Beberapa penghargaan pun diraih. Salah satunya adalah penghargaan Awit Award 2003 untuk kategori Best Novelty Recording. Penghargaan ini membuat Parokya Ni Edgar menyabet Favourite Artist Philippines MTV Asia Award setahun kemudian. Menjadi lagu wajib yang dinyanyikan grup band ini kala melakukan tur konser, lagu ini semakin nge-hits. Baik tur konser di dalam negeri, maupun tur konser internasional kala menghibur para Tenaga Kerja Filipina (TKF) di perantauan.  

Tak sampai di situ saja, berbagai cover lagu ini muncul satu per satu di jejaring Youtube. Yang unik, This Guys in Love with You Pare juga menjadi lagu yang sering dinyanyikan pada acara-acara resmi. Wisuda, pernikahan, hingga acara seremonial lain kerap menampilkan lagu ini.

Rata-rata, acara tersebut menampilkan paduan suara yang diisi para pria. Dengan gaya kemayu dan lenggak-lenggok yang khas, sontak aksi panggung mereka mendapat perhatian dari penonton. Namun, yang justru menarik perhatian adalah penutup aksi panggung yang sering menampilkan adegan romantis berupa pemberian karangan bunga dari satu penyanyi pria ke penyanyi pria lain. Aksi unik yang segera mendapat gelak tawa dari hadirin.


Lirik sederhana dan pesan yang kuatlah yang menjadikan lagu-lagu ini sering menjadi perhatian publik. Pembuka sekat antara kaum homoseksual dan dunia luar juga menjadi magnet dalam lagu-lagu ini. Pergeseran pemikiran dari yang menjauhi para kaum homoseksual coba diketengahkan para musisi tersebut. Dan, hal itu cukup berhasil meski ada juga yang kontra.

Tak hanya genre pop, lagu bertema homoseksual juga muncul pada lagu rap. Rapper papan atas Filipina, Gloc-9 menulis sendiri sebuah lagu berjudul "Sirena" (yang berarti Mermaid) untuk dikenalkan pada publik. Lagu ini mengisahkan betapa sulitnya kehidupan seorang anak laki-laki yang memiliki kecenderungan homoseksual sedari kecil karena tak ada sosok seorang ibu.


Gloc-9 begitu apik menulis lirik dan mengaransemen musik sehingga pesan kuat lagu ini bisa tersampaikan. Dengan nada musik yang rancak dan nge-beat, Gloc-9 menggambarkan tentang sulitnya kaum homoseksual diterima di masyarakat umum. Sang anak yang telah memiliki kecenderunagn menyimpang tersebut terus tertekan akibat kekerasan yang dialami dari sang ayah serta cemoohan dari lingkungan sekitar.

Lagu ini langsung mendapat perhatian publik. Hingga hari ini, video klip lagu tersebut telah ditonton sekitar 25 juta pemirsa. Kesuksesan Sirena juga membuat banyak musisi lain mengikuti jejaknya, termasuk Michael Pangilinan. Grup vokal 1:43 juga turut ambil bagian melalui lagu Hayop Sa Ganda. Para rapper Filipina pun tak mau kalah mengulas tema ini pada ajang adu rap, Fliptop. Lagu bertema homoseksual lantas menjadi salah satu budaya pop Filipina yang unik.

Kesuksesan lagu-lagu tersebut memang turut menyumbang suatu gambaran tentang bebasnya Filipina dalam menanggapi isu-isu LGBT. Meski, hingga hari ini tetap saja isu tersebut menjadi isu yang sensitif terutama jika bersinggungan dengan otoritas agama maupun masyarakat.

Walau begitu, lagu-lagu tersebut ada karena kaum-kaum homoseksual seringkali mendapat diskriminasi. Hingga sekarangpun, perdebatan mengenai hal ini tidaklah menemui ujung pangkalnya.

Semoga bisa dijadikan pelajaran.

Salam.

***

Sumber : 

(1)(2)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun