Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Karnaval Kampung, Lebih dari Sekadar Adu Kreativitas Warga Kampung

18 September 2018   10:29 Diperbarui: 18 September 2018   13:07 1650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tidak hanya hasil, proses pun juga dinilai. - Dokumen Pribadi,

Para penonton tergelak dengan aksi Bapak-Bapak dan Pemuda yang dengan anggun menari menggunakan baju kebaya dan dengan rambut palsu yang aduhai.

Mereka tampak kompak mengikuti alunan musik rancak yang keluar dari pengeras suara di atas sebuah truk. Terus melangkah dan tersenyum bak para bidadari yang turun dari kahyangan, gerakan gemulai mereka tak henti-hentinya mendapat apresiasi dari sorotan mata dan kamera para pentonton.

Itulah sekilas gambaran salah satu kontingen karnaval kampung dari salah satu RT yang berada di rumah saya. Rombongan tersebut adalah salah satu rombongan dari empat belas RT yang berpartisipasi dalam karnaval RW dalam peringatan HUT RI ke-73 Agustus silam.

Walau mereka tidak melewati rute jalan-jalan poros kota seperti halnya karnaval kota, bukan berarti kehadiran mereka tak ditunggu. Tetap saja, beberapa jam sebelum karnaval dimulai, area jalan-jalan kampung nan sempit yang menjadi rute karnaval telah disesaki warga yang ingin menonton. Selain tak jauh dari rumah mereka, para peserta karnaval yang notabene adalah tetangga maupun anggota keluarga sendiri adalah daya tarik utama karnaval ini.

Ibu-ibu yang berlenggak-lenggok dalam balutan busana Melayu. - Dokumen Pribadi.
Ibu-ibu yang berlenggak-lenggok dalam balutan busana Melayu. - Dokumen Pribadi.
Antusiasme masyarakat yang cukup tinggi pada karnaval kali ini bukanlah terjadi begitu saja. Walau merupakan agenda rutin yang dilaksanakan tiap tahun, namun pada perjalanannya seringkali mengalami pasang surut. Ada kalanya ramai oleh banyak peserta, namun juga seringkali hanya diikuti oleh beberapa peserta.

Biasanya, semua RT menampilkan banyak peserta dengan kreativitas beragam, namun tak jarang pula ada RT yang hanya mengeluarkan anak-anak kecil dalam mobil bak terbuka. Tak mengikutkan orang-orang dewasa yang sesungguhnya menjadi nyawa dari karnaval ini.


Kurangnya antusias beberapa RT pada beberapa karnaval sebelumnya dipengaruhi banyak faktor. Tentu, faktor utamanya adalah kemampuan pemangku RT yang tidak mampu mengorganisasi warganya dengan baik dalam even karnaval ini. Faktor ini juga diikuti dengan karakteristik warga RT yang dipimpinnya.

Salah satu tantangan dalam karnaval adalah mengumpulkam Bapak-Bapak dalam satu barisan penuh dna berjoged rancak. - Dokumen Pribadi,
Salah satu tantangan dalam karnaval adalah mengumpulkam Bapak-Bapak dalam satu barisan penuh dna berjoged rancak. - Dokumen Pribadi,
Kadangkala, ada RT yang warganya benar-benar kompak dan inisiatif untuk mengikuti karnaval ini. Mereka bahkan sudah tak sabar mempersiapkan diri beberapa bulan sebelum pelaksanakan karnaval ini dilakukan. Ide-ide kreatif pun disusun sedemikian rupa agar saat tampil dalam gelaran karnaval mereka bisa menyuguhkan atraksi yang menarik perhatian.

Kepanitiaan kecil yang mencakup berbagai tugas dan kewajiban pun dibentuk. Ada yang bertugas mencari ide, mencari bahan baku untuk pakaian, lagu yang akan dipakai, dan lain sebagainya. 

Alasan hanya setahun sekali seringkali menjadi alasan utama tingginya minat warga RT yang antusias seperti ini. Dalam benak mereka, inilah saat yang tepat untuk menunjukkan kekompakan yang ada di lingkungan mereka kepada masyarakat luas.

Namun, ada pula ada RT yang beberapa warganya kurang antusias dalam mengikuti karnaval ini. Bagi mereka, tak ada hal yang bisa diambil dari kegiatan karnaval ini. Karnaval pun dianggap membuang-buang waktu dan tenaga. Lebih baik menonton daripada ikut bagian langsung. Jika mayoritas warga RT tersebut memiliki hal demikian.

Selain perangkat RT, penggerak karnaval adalah pemuda dalam Karang taruna. - Dokumen Pribadi.
Selain perangkat RT, penggerak karnaval adalah pemuda dalam Karang taruna. - Dokumen Pribadi.
Walau perangkat RT telah melakukan sosialisasi mengenai acara karnaval ini jauh-jauh hari, namun jika warganya tak mendukung usaha itu akan sia-sia. Meski RT sebelah mulai bergeliat menyiapkan acara karnaval dan mulai berlatih untuk melakukan gerakan saat berjalan di pentas karnaval nanti, RT tersebut akan adem ayem saja.

Untuk menghindari sanksi administrasi berupa denda uang sebesar beberapa ratus ribu rupiah, akhirnya RT tersebut hanya mengikutsertakan satu dua mobil anak-anak. Sekedar hiburan untuk memotret anak-anak. Warga dewasa hanya mau berada di pinggir panggung.

Mudah dan sulitnya untuk menyatukan warga dalam karnaval juga bermuara pada dana yang digunakan dalam karnaval. Tak ada bantuan dari pemerintah atau perangkat pemerintahan tertinggi, semisal RW atau kelurahan membuat semua RT harus mengumpulkan dana tak sedikit.

Dana ini digunakan untuk berbagai kepentingan, semisal konsumsi, sound system, desain hiasan mobil, dan yang paling banyak adalah dana untuk kostum karnaval. Ada RT yang melakukan tarikan sukarela dari pintu ke pintu untuk mengumpulkan dana. Ada pula yang berusaha mencari sponsor dari luar untuk menyokong kegiatannya. 

Bagi RT yang sudah memiliki tekad akan tampil all out dalam karnval bahkan sudah melakukan iuran rutin satu tahun sebelumnya. Baik melalui arisan dasawisma/PKK, perkumpulan Bapak-Bapak, maupun karang taruna. Tentu, tarikan ini tak bersifat memberatkan warga karena hanya berkisar 3.000 hingga 10.000 rupiah tiap bulannya, tergantung kebijakan RT masing-masing.

Walau berlevel kampung, bukan berarti dana yang dibutuhkan sedikit. - Dokumen Pribadi,
Walau berlevel kampung, bukan berarti dana yang dibutuhkan sedikit. - Dokumen Pribadi,
Meski tak terlalu besar, dana tarikan yang dikelola tiap bulannya ini memiliki kelebihan dibandingkan dana yang dikumpulkan secara insidentil maupun sponsor. Dengan adanya dana ini, warga RT bisa memperkirakan seperti apa kemampuan mereka dalam membelanjakan aneka kebutuhan karnaval. Mengingat, tidak semua warga merupakan warga mampu dan beberapa diantaranya berada di bawah garis kemiskinan. Walau begitu, karnaval harus tetap berjalan dengan dana yang ada.

Model penarikan dana seperti itu juga memiliki keunggulan berupa terjaganya transparansi penerimaan dan pengeluaran dana. Secara berkala, perangkat RT akan melaporkan penggunaan dana dan memberi tahu kekurangan dana yang dibutuhkan. Warga yang memiliki kemampuan lebih pun akan memberi sokongan dana untuk menutupi kekurangan tersebut.

Sayang, masih ada saja oknum warga yang memandang sebelah mata dalam proses persiapan karnaval ini. Mereka yang nyinyir dengan usaha perangkat RT dan warga yang antusias juga kerap berseberangan kala masalah dana ini dibahas pada tiap kesempatan. Padahal, segala cara seringkali telah diupayakan perangkat RT agar kampung mereka bisa tampil maksimal dengan kemampuan yang mereka miliki.

Akhirnya, antara RT yang warganya guyub dengan tidak tampak pada hari-H karnaval. Jumlah peserta karnaval yang banyak, tarian peserta yang kompak, hingga desain kendaraan pendukung yang elok membuat penilaian penonton dan warga sekitar tersemat pada RT tersebut. Warga RT pun bangga dengan apa yang mereka tampilkan meski harus berjalan jauh dan mengalami kecapekan yang amat sangat.

Walau bukan masyarakat berada, bukan penghalang untuk tampil maksimal. - Dokumen Pribadi.
Walau bukan masyarakat berada, bukan penghalang untuk tampil maksimal. - Dokumen Pribadi.
Kontradiksi dengan hal tersebut, tampak pada RT yang tak begitu antusias. Cibiran pun akan muncul karena tak menampilkan satu pun warga dewasa dalam gelaran karnaval. 

Aneka pertanyaan mengenai apa yang terjadi di dalam RT tersebut pun akan mengemuka. Perangkat RT pun akan juga terkena sanksi moral karena sebagai pemimpin dianggap gagal menyatukan warganya.

Penonton akan meilai warga mana yang kompak.- Dokumen Pribadi,
Penonton akan meilai warga mana yang kompak.- Dokumen Pribadi,
Karnaval kampung pun bukan hanya sekedar menjadi aksi unjuk krativitas warga, namun juga menjadi suatu ukuran keberhasilan tata kelola komunitas lingkungan warga terkecil, yakni RT. Tak melulu soal bagaimana wah pakaian peserta karnaval, namun seberapa guyub warga RT tersebut dalam mengikuti menjadi patokannya. 

Apalagi, pada penilaian karnaval tahun ini tidak hanya mencakup aspek hasil kala peserta karnaval, namun proses di dalamnya juga menjadi acuan. Bagaimana mereka mempersiapkan karnaval, mulai merancang kostum, latihan menari, hingga membangun desain mobil juga dinilai oleh tim juri.

Tidak hanya hasil, proses pun juga dinilai. - Dokumen Pribadi,
Tidak hanya hasil, proses pun juga dinilai. - Dokumen Pribadi,
Sebagai, salah satu menjaga tradisi budaya yang mulai hilang, karnaval kampung adalah benteng terakhir untuk menjaga semangat kegotongroyongan kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Dalam lingkup masyarakat terkecil, semangat ini harus terus terpupuk agar tak tergerus oleh sifat individualisme, terutama bagi warga kampung saya yang berada di tengah kota.

Sekian, salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun