Lebaran sebentar lagi, jeng jeng jeng jeng
Uang baru sudah menanti, jeng jeng jeng
Nah, lebaran tinggal menunggu hari lagi. Bagi kita yang sudah mendapat status "dewasa" dan "sudah dewasa" plus dapat THR dari "Kompasiana" (eh belum sampe deh THR saya, huhu), maka memberi angpau alias galak gampil adalah sebuah "kewajiban". Mengapa kata kewajiban diberi tanda kutip? Karena sesungguhnya hal ini tidaklah wajib-wajib amat. Hanya, kalau kita bertemu keluarga, rekan, dan handai taulan, tidak memberi galak gampil kepada anak-anak kecil yang masih dekat hubungan kekeluargaan dengan kita, rasanya kok pelit sekali. Bukankah sedekah ini hanya setahun sekali.
Maka dari itu, demi terlaksananya kewajiban mulia ini, kita harus menyediakan pecahan uang kecil. Namanya saja anak kecil ya dapatnya uang kecil. Kalau dapatnya 100 ribu rupiah, ya bukan anak kecil lagi tapi anak besar. Oke, saya sedang terkena wabah recehkan Twitter. Harap maklum.
Bank Indonesia saudara-saudara sebangsa dan setanah air, telah berbaik hati memberi peluang kepada para dermawan yang ingin menyumbangkan uangnya dalam bentuk galak gampil. Bank sentral kebanggan Indonesia ini telah membuat jadwal khusus penukaran uang pecahan baru di tiap kota. Masyarakat pun dapat menukarkan uangnya dengan pecahan 2000, 5000, 10000, dan 20000 rupiah.
Alhamdulilah, saya sudah dapat pecahan uang baru meskipun THR dari Kompasiana tak juga turun (duh, nyentil admin lagi nih, hehe). Tapi, dari kegiatan berpeluh selama beberapa jam di Stadion Gajayana Malang, saya bisa memberikan sedikit tips untuk anda semua yang berkeinginan untuk menukarkan uang.
Pertama, catat dengan cermat waktu dan tempat penukaran uang di kota anda masing-masing. Biasanya, tempat penukaran uang dilakukan di ruang terbuka, seperti balai kota, alun-alun, dan stadion. Saat di Yogyakarta, saya sempat menemani rekan untuk menukarkan uang di Balai Kota Yogyakarta, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.
Berhubung saya belum punya uang, saya belum bisa ikut menukarkan uang di sana. Ketika sudah pulang ke Malang dan memiliki uang, saya akhirnya menemukan lokasi penukaran uang yakni di Stadion Gajayana, tepatnya di dekat pintu masuk. Sebelumnya, acara penukaran uang ini dilakukan di Balaikota Malang.
Penukaran uang dilayani oleh mobil kas bank-bank besar, seperti BNI, Bank Mandiri, BTN, dan sebagainya. Mobil-mobil itu akan mulai melayani nasabah tepat pukul 09.00. Namun, sebelum pukul 09.00 antrean para calon nasabah sudah mengular. Bahkan, ada yang sudah datang dari selepas subuh demi mendapatkan uang baru. Saya sendiri datang sekitar pukul 07.00 dan baru terlayani pukul 11.00. Durasi penukaran uang tidak bisa ditentukan karena menyesuaiakan dengan stok uang pecahan baru di kota masing-masing.
Nasabah bisa menukarkan uang sesuai bendel tersebut, namun tidak bisa menukarkan dengan jenis yang sama. Misalkan, saya berniat menukarkan uang sejumlah 2 juta rupiah dengan 2 bendel pecahan 10.000 rupiah. Oleh petugas bank, saya hanya diperbolehkan menukarkan uang sejumlah 1,7 juta rupiah yang terdiri dari 1 bendel pecahan 2000, 5000, dan 10.000.