Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Serunya Siaran Langsung di Radio

4 Mei 2014   02:45 Diperbarui: 4 April 2017   16:35 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu kemarin, saya berkesempatan mengikuti kegiatan sebuah taman kanak-kanak (TK) . Seperti biasa, saya bertugas memberi irama musik saat siswa-siswi dari TK tersebut menyanyi. Namun, kegiatan kali ini cukup spesial. Tak seperti biasanya yang hanya acara di dalam sekolah, kali ini saya berkesempatan untuk tampil langsung di acara siaran radio. Tepatnya di PRO 2 RRI Malang.

Sebenarnya, ini bukan kali pertama saya melakukan siaran. Beberapa tahun lalu, saya sempat melakukan taping pengambilan gambar di sebuah TV lokal. Meski hanya sebatas itu, tapi saya mendapat pengalaman yang cukup berarti. Beberapa kali saya juga mendapatkan kesempatan untuk mengisi siaran di radio lokal, namun juga hanya sebatas taping (tidak langsung).

Nah pada minggu kemarin, untuk pertama kalinya saya bisa siaran secara langsung. Saat mendapat tawaran ini, saya cukup deg-degan. Bagaimana ya rasanya saat nanti siaran. Mengingat ini langsung, jadi tak boleh ada sesuatu yang salah, tidak seperti saat siaran taping. Saya meminta daftar lagu yang akan dinyanyikan. Saya pelajari dengan betul jangan sampai ada yang salah. Saya juga meminta kepada pihak sekolah untuk melakukan latihan terlebih  dahulu agar saya bisa menyesuaikan dengan kemampuan siswa-siswi tersebut.

Tak terasa, hari-H pun datang. Kami berangkat bersama-sama menuju studio radio tempat siaran. Rupanya, acara ini benar-benar ditunggu-tunggu, tak hanya oleh siswa-siswi namun juga oleh wali murid. Mereka sangat antusias mengantar dan mendampingi putra-putrinya untuk tampil. Salut dengan perhatian mereka.

Rupanya, hari itu ada tiga sekolah yang melakukan siaran termasuk TK yang akan saya iringi. Memasuki aula siaran, suara riuh rendah anak-anak TK saling bersahut-sahutan. Mereka asyik bermain dan bergurau dengan temannya. Seperti di sekolah mereka saja.

Tak lama kemudian, sang penyiar yang kebetulan kenal dengan saya pun hadir. Beliau langsung mengondisikan ruangan agar bisa kondusif untuk melakukan siaran. Sungguh bukan pekerjaan mudah. Ada tiga TK dengan keriuhannya masing-masing. Tapi beliau dapat melakukannya dengan baik. Sekolah yang pertama mendapat kesempatan pun tampil. Mereka membawakan lagu-lagu nasional seperti Garuda Pancasila, Berkibarlah Benderaku, dan lagu-lagu lainnya. Selain membawakan lagu nasional, mereka juga membawakan puisi dan doa.

[caption id="attachment_305875" align="aligncenter" width="480" caption="Menunggu waktunya tampil"][/caption]

Demikian pula TK yang kedua pun tampil. Mereka juga membawakan lagu-lagu nasional yang merupakan tema siaran kali ini. Selain itu, yang unik dari TK yang kedua ini mereka juga membawakan sebuah dongeng singkat berjudul Si Kancil dan Si Buaya. Pasti anda tahu kan kisahnya?

[caption id="attachment_305874" align="aligncenter" width="512" caption="Salah satu TK sedang tampil"]

1399108384473043192
1399108384473043192
[/caption]

Akhirnya, kini giliran TK yang akan saya iringi tampil. Kami juga menampilkan lagu-lagu nasional. Nah yang  saya salut dari guru TK yang saya iringi, mereka membagi muridnya menjadi dua grup. Satu grup khusus untuk menyanyi yang didekatkan dengan saya agar suaranya terdengar. Satu grup yang lain khusus untuk yang tampil bukan untuk menyanyi seperti doa, puisi, dan drama singkat. Masing-masing grup dibimbing oleh satu guru. Sang penyiar pun angkat topi mengetahui strategi sang guru TK dalam membagi muridnya.

Setiap sekolah diberi jatah waktu 40 menit. Total, kami siaran selama 2 jam. Satu hal yang saya suka adalah peran sang penyiar yang sangat baik. Beliau tak hanya memandu siaran, namun juga menghidupkan suasana agar meriah dengan meminta para wali murid yang hadir untuk memberikan tepuk tangan. Tak hanya itu, sesekali beliau memberi pengertian bahkan saran saat anak-anak menyanyi tidak semestinya. Misal jika ada kata Indonesia namun anak-anak melafalkannya dengan Endonesia, sang penyiar akan memberikan umpan balik di sela lagu berikutnya. Dari sini sedikit banyak juga memberikan pengajaran bahwa menyanyi tak hanya asal bersuara, namun  harus dilakukan dengan baik dan benar.

Siaran radio ini merupakan program rutin yang dilaksanakan sepanjang tahun. Setiap sekolah (TK) diberi kesempatan untuk tampil satu kali tiap tahunnya. Dengan program siaran ini, banyak sekali manfaat yang dapat diambil. Selain sebagai sarana unjuk keberanian anak, melatih kekompakan anak, juga menjadi pengenalan bagi anak untuk belajar salah satu media komunikasi, yakni radio. Jika selama ini mereka hanya belajar radio melalui gambar atau mendengarkan saja, kali ini mereka benar-benar turut ambil bagian dalam membuat suatu program radio.

Baiklah, itulah sedikit cerita mengenai pengalaman saya melakukan siaran langsung perdana di radio. Semoga bermanfaat. Salam.

Gambar: Dokumen Pribadi. Maaf tidak bisa terlalu banyak menampilkan gambar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun