Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Museum Narsis Itu Bernama Museum Transportasi

17 Juni 2014   14:32 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:24 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak semua museum di Indonesia sepi pengunjung dan seperti hanya terdengar nyanyian jangkrik.

14029631261240536821
14029631261240536821

Museum ini contohnya. Ya, museum yang baru dibangun di Kota Wisata Batu ini adalah salah satu museum yang cukup ramai. Lebih ramai daripada tempat wisata lain di sekitarnya. Salah satu faktor yang menyebabkan museum ini ramai dikunjungi wisatawan adalah banyaknya spot-spot menarik untuk berfoto-foto. Sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Apalagi kalau bukan narsis.

Menyadari narsis adalah salah satu daya tarik, pengelola museum ini cukup apik dalam mengelola tempat ini. Berbagai alat transportasi, mulai dari zaman dahulu hingga masa kini, dan berbagai bentuk serta ukuran ada. Tak hanya itu, pengelola wisata juga menyediakan area yang mendukung untuk pengambilan gambar. Tak heran, setiap liburan seperti saat ini, tempat ini selalu dijejali oleh wisatawan.

Untuk masuk ke museum ini tidaklah murah. Pengunjung dikenakan tiket sebesar 50.000 rupiah untuk hari biasa, dan 75.000 rupiah untuk hari jumat-minggu atau musim liburan. Tak hanya itu, jika pengunjung membawa kamera, maka dikenakan biaya tambahan sebesar 30.000 rupiah untuk setiap kamera digital yang dibawa. Untuk kamera ponsel/smartphone tak dikenakan biaya. Mau narsis saja harus bayar ya. Museum ini buka setiap hari mulai pukul 12.00 hingga pukul 20.00

Ada beberapa zona yang terdapat dalam museum narsis ini. Ada hal utama yang memamerkan berbagai transportasi masa pertengahan seperti mobil antik buatan tahun 1920an hingga 1960an, sepeda ontel, hingga helikopter. Di hal ini juga terdapat replika mini berbagai mobil.

14029631881322108135
14029631881322108135

1402963233216977314
1402963233216977314

1402963293411172253
1402963293411172253

Zona selanjutnya adalah edukasi. Nah sebenarnya inilah esensi utama dari museum ini. Sayang, tak banyak pengunjung memanfaatkan zona ini karena dirasa kurang pas untuk berfoto. Padahal banyak sekali ilmu yang kita dapat di sini, antara lain pengetahuan tentang semboyan kereta api (semboyan 35, 41, 36, dll), cara kerja mesin pada berbagai macam alat transportasi, informasi mengenai data statistik kendaraan bermotor, hingga mobil Tuxo yang dulu pernah ditungganggi meneg BUMN Dahlan Iskan. Di zona ini juga ada miniatur roket apollo. Pengunjung bisa menaikinya dan sekaligus bisa menikmati keindahan alam Kota Wisata Batu dari ketinggian.

[caption id="attachment_311447" align="aligncenter" width="448" caption="Ayo Bu senyum, yang cantik ya... 1...2...3... Cissss"]

14029634251193757671
14029634251193757671
[/caption]

[caption id="attachment_311448" align="aligncenter" width="448" caption="Ini bukan mainan lho...."]

14029635022059056653
14029635022059056653
[/caption]

14029635522003451021
14029635522003451021

[caption id="attachment_311450" align="aligncenter" width="448" caption="Replika Kapal Titanic, sayang kecil tak bisa dinaiki. Kalau besar, maka akan banya pengunjung yang beradegan mesra seperti di Film Titanic.hihi"]

1402963651464785784
1402963651464785784
[/caption]

[caption id="attachment_311451" align="aligncenter" width="448" caption="Tangga menuju Apolo. Tetap ya, Narsis!"]

1402963742850622623
1402963742850622623
[/caption]

Zona selanjutnya adalah zona Batavia dan Pecinan. Di zona ini terdapat toko-toko yang dimiliki orang Tionghoa, dan kantor-kantor milik Belanda. Tranportasi seperti bemo juga turut meramaikan zona ini. Setelah zona batavia dan Pecinan, terdapat zona Sunda Kelapa dan Gudang Batavia. Di zona ini akan tampak suasana aktivitas Kota Jakarta pada zaman kolonial hingga awal kemerdekaan. Ada banyak sekali setting yang dibuat seperti zaman tersebut seperti pelabuhan Sunda Kelapa, Stasiun Jakarta Kota (JAKK). Berbagai macam alat transportasi yang mendukung juga ada seperti bemo, sepeda, dan pedati. Tak hanya itu ada juga setting warung klasik pada zaman penjajahan. Di zona ini juga terdapat mobil-mobil antik yang pernah ada pada zaman penjajahan Belanda, Jepang, hingga masa awal-awal kemerdekaan.

14029640511771461451
14029640511771461451

1402964098465110753
1402964098465110753

1402964142633970897
1402964142633970897

1402964182974406840
1402964182974406840

Zona selanjutnya adalah zona gangster. Nah inilah favorit para pengunjung untuk bernarsis ria. Suasana yang mendukung seperti di film-film gangster menjadi alasannya. Ada banyak sekali setting yang bisa dijadikan ajang narsis, seperti penjara, pom bensin, bank, dll. Pengunjung akan leluasa berkreasi bak pemeran film yang sedang berakting. Ada yang sekedar menyeberang jalan hingga adegan-adegan unik lainnya.

1402964500941793153
1402964500941793153

1402964542230239955
1402964542230239955

1402964578402606171
1402964578402606171

Zona selanjutnya adalah zona Eropa. Di zona ini akan banyak setting negara-negara Eropa seperti Italia, Prancis, Inggris, dan Jerman, beserta alat transportasinya. Sayangnya, karena zona ini berada di dalam ruangan sehingga untuk acara narsis kurang pas karena pencahayaan yang kurang. Tapi lumayanlah untuk sekedar berfoto ria. Kapan lagi foto dengan nuansa Eropa, secara kalau ingin liburan ke Eropa harus merogoh koceh tak sedikit.

1402964786734664668
1402964786734664668

1402964834268843207
1402964834268843207

Zona selanjutnya adalah zona Istana Buckingham Palace tapi KW-9. Meski begitu lumayanlh untuk narsis lagi. Atau bisa juga jika ingin melakukan foto prewedding tanpa harus ke Inggris. Di dalam istana KW-9 ini juga ada foto-foto raja-raja dan ratu Inggris serta bis tingkat seperti yang di video klip One Direction. Zona selanjutnya adalah zona US (Zona Las Vegas dan Hollywood). Sayangnya zona ini sepertinya belum jadi.

14029648751707857804
14029648751707857804

Saking banyaknya tempat narsis, ponsel saya sampai habis baterainya. Sebenarnya, museum ini menyediakan tempat pengisian baterai berupa sebuah kotak. Ada banyak jenis charge sesuai merk ponsel kita. Kita sebenarnya bisa meninggalkan ponsel kita dengan aman karena ada kunci lokernya. Gokil kan.Benar-benar dipersiapkan untuk narsis. Sayangnya, tak banyak pengunjung yang memanfaatkan fasilitas ini, lha mereka kan sudah tak sabar narsis dan narsis lagi. Sampai capek.

[caption id="attachment_311466" align="aligncenter" width="336" caption="Jangan takut kehabisan baterai ponsel, ada tempat charge di beberapa titik. Pokoknya tetep narsis!"]

14029649631889693861
14029649631889693861
[/caption]

Kalau dibilang jujur, museum ini kurang pas disebut musem. Memang banyak koleksi benda-benda bersejarah yang bisa dilihat. Tapi melihat banyaknya pengunjung yang narsis (termasuk penulis), daripada belajar mengenai perkembangan transportasi, esensi museum sebagai tempat belajar menjadi hilang. Tempat ini tak ubahnya seperti tempat tourisity lain seperti Jatim Park dan BNS yang money oriented. Meski begitu, tempat ini cukup terekomendasi untuk dikunjungi, terutama untuk anda yang hobi berfoto ria. Sekian, salam, hidup narsis!

Gambar: Dokumen Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun