Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Berkumur dengan Obat Kumur Beralkohol? Tunggu Dulu

21 Juli 2014   20:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:40 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menggosok gigi saja tidak cukup.

[caption id="" align="aligncenter" width="468" caption="Ilustrasi (dailymail.co.uk)"][/caption]

Anda pernah mendengar tagline iklan tersebut? Mungkin di benak kita harus menggunakan obat kumur tersebut setelah menggosok gigi karena beberapa alasan. Menghilangkan bakteri, membuat nafas lebih segar, dan membuat mulut tetap bersih. Namun, tahukah anda bahwa terlalu sering berkumur dengan obat kumur memberikan efek yang kurang baik?

Keterangan ini didapat dari seorang dokter gigi saat penulis memeriksakan gigi. Dokter tersebut memberi sebuah informasi bahwa kandungan alkohol yang cukup tinggi pada obat kumur yang sering dijual bebas di pasaran menimbulkan efek yang kurang baik. Obat kumur komersial biasanya mengandung alkohol dengan konsentrasi yang cukup tinggi, antara 25-26% atau setara dengan lima kali konsentrasi alkohol dalam minuman keras yang diizinkan beredar di Indonesia. Apakah efek dari kebiasaan berkumur dengan obat kumur yang mengandung alkohol?

Jika anda pernah membaca artikel saya mengenai efektivitas alkohol 70% sebelumnya, maka anda bisa mendapat gambarannya. Jika tidak, maka akan saya ulangi kembali mengapa alkohol bisa membunuh bakteri, atau apa yang sering disebut “kuman”. Alkohol dapat merusak sistem membran lemak dan denaturasi protein. Jika digambarkan, anggaplah bakteri sebagai sebuah pabrik dengan penjagaan yang sangat ketat. Pabrik tersebut dijalankan oleh sebuah mesin yang kita sebut dengan protein. Penjaga pabrik tersebut adalah membran lemak. Saat alkohol mulai berada di sekitar lingkungan tersebut, maka dia akan melakukan interaksi dengan membran lemak. Kalau diibaratkan lagi, dia akan mengambil perhatian membran lemak sehingga penjagaannya menjadi tak seketat sebelumnya. Alkohol pun bisa masuk ke dalam sel bakteri dan mulai menyerang protein di dalamnya. Akibatnya, proses metabolisme di dalam sel bakteri menjadi terganggu sehingga pertumbuhannya juga terhambat. Nah itulah efek adanya alkohol pada bakteri di mulut.

Namun, tahukah anda jika alkohol yang terdapat pada obat kumur, selain menyerang bakteri juga dapat menyerang membran mukosa pada mulut, dengan proses yang hampir sama pada bakteri. Apa yang akan terjadi?

Zat-zat berbahaya, seperti nikotin (pada rokok) akan sangat mudah masuk ke dalam sel-sel di mulut. Menurut penelitian salah satu jurnal terbitan Australia, kebiasaan berkumur dengan obat kumur yang mengandung alkohol bisa menyebabkan kanker mulut akibat masuknya zat-zat kimia berbahaya yang dapat mengubah sifat normal sel-sel pada mulut. Tak hanya itu, alkohol dapat teroksidasi menjadi asetaldehida. Senyawa ini merupakan senyawa karsinogenik, yang merupakan golongan aldehida dan masih satu gugus fungsional dengan apa yang sering kita sebut “formalin” (formaldehida). Bisa dibayangkan jika senyawa ini terakumulasi dalam jumlah banyak dalam mulut.

Biasanya, para dokter gigi merekomendasikan obat kumur yang mengandung senyawa kloroheksidin glukonat, salah satu bentuk garam karboksilat yang memiliki efek cukup ampuh untuk membunuh barbagai jenis bakteri dalam mulut. Senyawa ini mampu menghambat aktivitas bakteri gram positif, bakteri gram negatif, dan beberapa jenis fungi yang mampu berkembang dalam mulut. Meski begitu, penggunaan senyawa ini dalam jangka waktu yang cukup lama dapat menyebabkan noda pada gigi dan berkurangnya sensitivitas terhadap rasa asin pada lidah. Maka dari itu, dokter gigi biasanya memberikan resep khusus untuk penggunaan senyawa ini, artinya tak boleh sembarangan menggunakannya.

Sebanarnya, untuk menghilangkan sisa makanan pada gigi setelah makan, kita dianjurkan berkumur dengan air saja, jika kita belum sempat melakukan gosok gigi. Meski hanya bisa menghilangkan sebagian bakteri saja, namun berkumur dengan air setelah makan dapat mengurangi aktivitas bakteri yang semakin cepat. Penggunaan tusuk gigi juga tidak dianjurkan karena kita tak tahu bagian mana yang kita tusuk, bisa saja pada bagian gusi yang dapat berakibat fatal. Selain itu, menggosok gigi dengan cara yang benar juga sangat dianjurkan.

Demikian sedikit penjelasan menganai obat kumur, untuk keteranga lebih lanjut silahkan menghubungi dokter gigi kesayangan anda.

Sekian. Mohon maaf jika ada kesalahan. Selamat menjalankan ibadah puasa. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun