Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Serbuan ke Pasar Baju Murah Dadakan

27 Juli 2014   19:26 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:02 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya dikejutkan dengan para tetangga yang berbondong-bondong berjalan ke suatu tempat.

[caption id="attachment_316978" align="aligncenter" width="512" caption="TekaPe"][/caption]

Biasanya momen seperti ini saat ada karnaval 17an. Tapi ternyata menurut kabar yang terpercaya ada sebuah pasar baju dadakan yang dibuka di sebuah stand. Letaknya di perumahan dekat perkampungan tempat saya tinggal, di kawasan Sukun, Kota Malang. Saya jadi kepo karena katanya barang yang dijual amat sangat murah.

Singkat cerita saya pergi ke sana. Benar saja, kerumunan orang sudah ramai menyemut pedagang yang memanfaatkan area penjual takjil. Melihat barang-barang yang dijual, rupanya masih dalam keadaan baru dan bagus, bukan barang bekas. Saya meliha-lihat celana jeans yang cocok dan pas dengan ukuran badan saya. Ternyata memang bagus-bagus. Saat saya tanya harganya, rata-rata sekitar 50 ribu hingga 100 ribu rupiah. Wah murah sekali. Kalau di toko bisa 200 ribu lebih. Akhirnya saya membeli beberapa potong celana jeans seharga 75 ribu rupiah saja. Padahal dibandrol harganya sebesar 249.000 rupiah. Niat tak membeli sandang baru untuk lebaran kali ini jadi gagal deh, hehe. Tapi kapan lagi membeli barang semurah ini.

14064384942053913088
14064384942053913088

Kehebohan pasar tersebut menjadi-jadi setelah pedagang menurunkan koleksi jeans merek Em** yang menjadi favorit para pembeli diturunkan. Deretan mobil box yang membawa barang-barang tersebut kontan saja dikerubungi pembeli. Saat sang pedangang menurunkan dagangannya, para pembeli pun langsung menyerbu. Beberapa saat kemudian, barang-barang tersebut pun ludes.

[caption id="attachment_316980" align="aligncenter" width="512" caption="Ayo dipilih....dipilih....dipilih,,,,,,"]

14064385791124782686
14064385791124782686
[/caption]

Fenomena yang jarang terjadi ini membawa berkah tersendiri, baik bagi pedagang maupun pembeli. Pedangang tesebut bisa mendapatkan untung yang sangat banyak. Pembeli pun setali tiga uang. Dengan mengeluarkan uang yang tak terlalu banyak, sepotong celana jeans pun dfidapat. Bahkan ada pembeli yang memborong hingga 10-15 potong celana. Tak hanya celana saja, koleksi seperti jaket dan kemeja juga dijual, tapi sudah ludes beberapa hari yang lalu. Wah benar-benar laris manis.

Menurut penuturan pedagang, barang yang dijual ini merupakan stok lama yang ada di toko tapi belum laku. Meski begitu, barangnya masih bagus. Hanya saja, modelnya lama, bukan model terbaru. Para pembeli senang dengan keberadaaan pasar dadakan ini karena mereka tak harus ke toko lagi dan bisa membeli dengan jumlah cukup banyak.

Sayangnya, karena tidak dipajang secara baik, pembeli harus pintar-pintar memilih mana barang yang akan mereka beli. Apalagi, untuk ukuran celana yang banyak sekali ukuran besar seperti nomer 34. Pembeli pun tak bisa leluasa mencoba. Namun, dengan sedikit feeling dan rasa sabar, pembeli akan mendapat barang yang diinginkan. Penjual pun memberi kelonggaran untuk menukarkan barang jika nomer barang yang dibeli kurang sesuai. Banyak dari pembeli yang sebenarnya tidak berniat membeli sandang baru, namun akhirnya mengurungkan niatnya karena adanya pasar ini.

[caption id="attachment_316981" align="aligncenter" width="384" caption="Tak ada kamar pas, di sini pun jadi"]

1406438733292254891
1406438733292254891
[/caption]

Inilah sekelumit kisah mengenai pasar dadakan. Berlebaran dengan sandang baru memang tradisi di hari Raya, tapi yang lebih penting bagaimana menata hati yang baru.

Sekian. Selamat Hari Raya Idul Fitri.

Mohon Maaf Lahir dan Batin, baik dalam artikel maupun komentar. Salam.

Gambar: Dokumen Pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun