http://2.bp.blogspot.com/-QQaGYrht9Yk/UApKH_iN7aI/AAAAAAAABYY/DcUVNxXMIPo/s1600/blue_little1.png
Sobat…
Kita belum tentu bernaung seteduh ini
Saat gemercik air menjadi irama waktu senja menyapa
Kala tetesannya kita tunggu dalam cegukan dahaga
Kita belum tentu hirup udara yang sama dalam dunia yang sama
Jika saja izhra’il tanpa pamit mencabut kenikmatan yang tak sehasta
Sang Arrahman Arrahim melipat lipat gandakan segala kebaikan
Jangankan amalan, dzikir , atau nasehat yang menawan
Diam saja sudah masuk hitungan
Jangankan sedekah membantu yang tak punya kekuatan
Tidur saja katanya masuk dalam catatan
Di hari ke tujuh belas ini
Harusnya sudah menggantung resah gelisah serta gundah
Pada pohon-pohon yang melambai indah tunjukkan kata pisah
Mestinya sudah berlalu kebencian itu
Berapa hari yang lalu bersama terbangnya debu-debu
Dendam yang mengancam, hasud yang mencengkram
Harusnya sudah hilang bersama basuhan hadas yang menggenang di comberan
Kemudian ada yang menggelitik diri sebagai hamba
Menjemput lailatul qodarNya
Saat para malaikat suci dan Arruh di dalamnya
Berbondong bondong di malam alfi syahr
Menemani hambaNya di samudra taqarub, raja’ khouf hingga al-fajr
Maka sebelum Ramadhan pergi
Takut saat nanti ia kembali kita tak di sini lagi
Sebelum hari fitri datang menanti
Aku berteriak di dekat lubang telingamu sobat
“Wahai jiwa-jiwa yang tenang kembalilah pada jalan Rabbmu dengan ridha dan di ridhaiNya, maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu, dan masuklah ke dalam surgaku” (Alfajr, 27-30)
Ikrom S,
8, Nacr City 6-8-12
Hari ke-17 Ramadhan 1433
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H