Mohon tunggu...
Ikra Zama Dinnata
Ikra Zama Dinnata Mohon Tunggu... -

Generasi muda, generasi harapan penerus bangsa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membaca Pikiran Melalui Bahasa Tubuh

10 Januari 2014   14:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:57 2034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Membaca bahasa tubuh seseorang ternyata mudah jika kita mengetahui caranya. Percaya atau tidak, bahasa tubuh adalah sesuatu yang tidak bisa dimanipulasi oleh siapapun. sesuatu yang spontan digerakkan oleh bahasa tubuh seseorang menunjukkan kepada sesuatu yang saat itu dia rasakan, ataupun sesuatu yang menunjukkan tujuan di balik sikapnya tersebut. Interaksi tersebut pasti sering dirasakan ketika bersama orang lain, baik dalam keluarga dan masyarakat. Berikut ini akan dibahas mengenai hal-hal tersebut.

A. bahasa tubuh orang berbohong


  • Menutup mulut dan berbatuk. Orang secara refleks menutup mulutnya saat berbohong, berusaha menghentikan mulutnya untuk mengeluarkan segala kebohongan. Lain lagi jika lawan bicara menutup mulut, artinya dia pikir kita berbohong
  • Menyentuh hidung. Menyentuh hidung sebagai bentuk "pelesetan" dari menutup mulut yang menjauh menjadi ke bawah hidung secara halus.
  • Mengalihkan pandangan. Orang yang berbohong selalu ingin mengalihkan pandangan ke arah lain.
  • Peningkatan kedipan mata. Peningkatan kedipan mata sebagai bentuk rasa gugup dari seseorang yang berbohong
  • Menggaruk leher. Gerakan ini merupakan respon saraf-saraf di sekitar leher pada saat berbohong akan terasa gatal.


B. Bahasa tubuh orang tertarik


  • Meletakan tangan di dada. Gerakan ini menunjukkan sebuah penerimaan, biasanya diiringi oleh bahasa lisan seperti janji dan kegaguman.
  • Mendekat. Jika seseorang tertarik, tanpa sadari dia akan mendekatkan dirinya pada orang yang menarik perhatiannya.
  • Menunjuk ke kaki. Gerakan isyarat seperti ini biasanya terjadi dalam posisi berdiri. Arah kaki menunjukkan ketertarikkan seseorang, entah secara seksual ataupun ide-ide yang sedang dibicarakan orang tersebut.
  • Kombinasi tatapan dan perubahan pupil mata. Jika seseorang tertarik, tatapannya akan tertahan untuk waktu yang lebih lama dari biasanya.
  • Merapikan rambut. Baik pria maupun wanita, jika bertemu dengan lawan jenis dan merasa tertarik, mereka pasti akan merapikan atau menyentuh bagian rambutnya, bahkan ketika seorang pria yang berambut botak.
  • mengentakkan kepala. Gerakan ini biasa dilakukan wanita dan dibarengi dengan mengibaskan rambut ke belakang sehingga leher terlihat begitu jelas.
  • merapikan baju


C. Bahasa tubuh orang menolak atau marah


  • Menyilang tangan di dada. gerakan ini menunjukkan seseorang berada dalam kondisi tertutup (tidak nyaman) terhadap lingkungan sekitarnya. Saat sedang duduk, isyarat ini sering kali diperkuat dengan menyilangkan kaki atau tungkai.
  • Kombinasi gerakan tangan dan tatapan. Terjadi saat seseorang tidak mempunyai keberanian untuk mengemukakan pendapat dan ketidaksukaannya terhadap seseorang.


D. Bahasa tubuh orang yang merasa berkuasa


  • Meletakkan kaki diatas meja. Meskipun terlihat tidak sopan, mengangkat kaki menunjukkan penguasaan seseorang atas lingkungannya.
  • Tangan dilipat ke belakang. Biasanya gerakan ini dilakukan saat berdiri atau berjalan
  • Menghembuskan rokok ke atas.


E. Bahasa tubuh orang sedih, kecewa atau stress


  • Menunduk dan tangannya mengusap kepala bagian belakang
  • Mengusap jidat. Gerakan ini biasanya didukung dengan raut wajah.


F. Bahasa tubuh lain dengan gerakan tangan


  • Memainkan kacamata. Menunjukkan seseorang ingin mengulur-ulurkan waktu sampai ia merasa nyaman mengambil keputusan.
  • Mengusap dagu. Saat seseorang menempelkan tangan di dagu, proses pengambilan keputusan sedang berlangsung.
  • Tangan di pinggang. Menunjukkan keagresifan dan kesiagaan seseorang terhadap lingkungannya.


Dari berbagai uraian di atas mungkin terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan fakta karena setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda. Namun penulis hanya ingin berbagi ilmu yang dapat dipelajari untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun