Mohon tunggu...
Puisi

Luluh

18 April 2016   08:29 Diperbarui: 18 April 2016   08:37 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasanya angin mulai pongah
Selusuri hati rapuhku
hempaskan beribu beban
Menghujam dalam segala jeram.
Tak seperti yang kukira tangguhku
Saat kutatap gambar tersenyum parasmu
Dengan beribu bayang dan tanya
Sehebat apa hidup akan menguji
Meski darahku mengalir dalam nadimu
Rasanya tak sebanding beban
saat arah angin kau genggam
Perih bahkan mungkin goyahkan kaki
Sementara jari mungilmu tak juga kugenggam
Lalu sebaris doa yang mampu kumengerti
Dalam suara yang basah dan parau
Basah dalam malam yang semakin meninggi
Pangkulah ia dalam kasihMU
Sebab aku tak juga mengerti.
(Mei 2015)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun