Rasanya angin mulai pongah
Selusuri hati rapuhku
hempaskan beribu beban
Menghujam dalam segala jeram.
Tak seperti yang kukira tangguhku
Saat kutatap gambar tersenyum parasmu
Dengan beribu bayang dan tanya
Sehebat apa hidup akan menguji
Meski darahku mengalir dalam nadimu
Rasanya tak sebanding beban
saat arah angin kau genggam
Perih bahkan mungkin goyahkan kaki
Sementara jari mungilmu tak juga kugenggam
Lalu sebaris doa yang mampu kumengerti
Dalam suara yang basah dan parau
Basah dalam malam yang semakin meninggi
Pangkulah ia dalam kasihMU
Sebab aku tak juga mengerti.
(Mei 2015)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H