Mohon tunggu...
Ikrar Mallarangeng
Ikrar Mallarangeng Mohon Tunggu... -

Apa adanya. Menjadi seorang yg selalu mensyukuri nikmat adalah harapanku, Menjadi Enterprenuer adalah jalan hidupku, berharap kelak mampu mendirikan Industri besar yg menjadikan angka pengangguran terhapus,Amin..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Untuk Sahabat

17 April 2010   15:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:44 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tak ada yang lebih indah dari sebuah persahabatan, tak ada yang lebih solid dari sebuah kebersamaan dan kekompakan. Matahari telah terbenam hampir separuh di selat makassar, di sebelah ku juga duduk Tiga orang sahabat yang berdampingan menghadap kelaut menyaksikan keindahan muhjizat yang Maha Esa.

Seorang diantaranya terlihat sungguh ceria dan begitu lepas tanpa beban. lelaki itu bertubuh tinggi kekar selayak atlet nasional, cakep dan rambut yang lumayan panjang dengan kombinasi pakaian yang begitu pas, membuatnya sangat serasi dengan wajahnya. namun tak banyak yang mengetahui bahwa ternyata dia adalah seorang lelaki buta yang dihadapannya hanya ada kegelapan dan kerisauan. Untuk kedua temannya losari ini begitu megah disaat sore, tapi untuk lelaki buta itu, kemegahan itu hanya dapat tergambar dari berita-berita sahabatnya dan hembusan angin yang membuainya, suara gemuruh air, perahu yang berlalu suara manusia-manusia yang ada disini.

Tampak sejak tadi lelaki itu tak ingin merepotkan kedua sahabatnya. Sejak turun diparkiran kaki lelaki buta itu terus melangkah dan merabah jalan yang dilaluinya hingga salah seorang sahabatnya mengajaknya duduk. Sesekali ia tertawa dan memejamkan mata, akupun tak tau pasti apa yang dilakukannya. Mungkin saja ia sedang menikmati hembusan angin ini.

Tawa ketiga sahabat itu akhirnya mulai pecah bagaikan gemuruh ombak yang tak terbendung. Entah apa saja yang mereka candakan, namun tampak jelas mereka sedang asik nikmati suasana dan satu persatu bungkusan Marlboro itu jatuh di tong sampah disamping mereka. Tak terasa malam kian merapat. Seorang diantara mereka berbaju Merah Muda, duduk di tengah-tengah kembali mengisap tembakau itu. Tatkala pengamen menghampiri mereka, lelaki berbaju Merah Muda itu meminjam gitar akustik pengamen jalan yang terlihat begitu santun menyapa ketiga sahabat itu.

Lantunan lagu Laskar Pelangi dan Suara akustik membaur bagaikan suara alam yang bebas, lagu yang dinyanyikan lelaki itupun seolah membakar semangat jiwa.

“mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukkan dunia
Berlarilah tanpa lelah, sampai engkau meraihnya
Laskar pelangi takkan terikat waktu,
Bebaskan mimpimu diangkasa, warnai bintang di jiwa
Menarilah dan terus tertawa
Walau dunia tak seindah surga
Bersyukurlah pada yang Kuasa Cinta kita di Dunia
Selamanya..

Cinta kepada hidup memberikan senyuman abadi
Walau hidup kadang tak adil
Tapi cinta lengkapi kita..

Laskar Pelangi takkan terikat waktu
Jangan berhenti mewarnai jutaan mimpi di bumi..”

Pengamen diberi uang Rp. 5000 kemudian pergi. Sebelum memberi lelaki buta yang berbaju merah muda sempat menayakan kepada sahabatnya jumlah uang yang diambil dari kanting celananya.

Tak begitu lama, ketiga sahabat itu berdiri dan pergi. Terlihat lelaki buta itu memegang pundak kedua sahabatnya kemudian berjalan bergandengan tangan.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun