Padahal sebelum terlibat ke dalam perang sipil, Damaskus merupakan negara dengan ekonomi yang stabil. Namun setelah mengalami Perang sipil, ekonomi Suriah mengalami kemerosotan, khususnya pada kegiatan ekspor barang. Di tahun 2010 ekspor barang Damaskus mencapai USD 12,2 milyar, namun di tahun 2018 hanya mencapai USD 700 juta.
Meskipun sektor ekonomi masih dalam pemulihan, Damaskus membuka pintu-pintu kerjasama dengan berbagai kelompok investor agar sektor industri perdagangan dan industri pariwisata bisa menstabilkan perekonomian negaranya. Karena saat ini Suriah mengandalkan industri perdagangan dengan Iran sebagai sumber pendapatan negaranya.
Bagi penduduk yang tinggal di gurun dan stepa, mereka memelihara ternak seperti domba dan kambing untuk diekspor. Sektor industri banyak ditemukan di kota besar seperti Damaskus dengan hasil industri berupa semen, gelas, gula, aspal, sabun, tekstil, bahan pangan, dan pupuk.
Selain itu, Damaskus berharap sektor industri pariwisata bisa lebih aktif lagi dalam mendorong ekonomi negaranya dengan memanfaatkan peninggalan bangunan bersejarah dan reruntuhan bangunan tua sebagai objek sejarah dalam pariwisata.
Lestari, Ika. 2020. “Negara Suriah: Karakteristik – Perekonomian – Penduduknya” https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/negara-suriah. Diakses pada 24 Agustus 2022.
Wartaekonomi.co.id. (2019, 12 November). Perekonomian Terpuruk, Suriah Ingin Bangkit. Diakses pada 24 Agustus 2022, dari https://wartaekonomi.co.id/read256145/perekonomian-terpuruk-suriah-ingin-bangkit?page=1
www.republika.co.id. (2019, 26 Februari). Sejarah Peradaban Islam di Damaskus, Suriah. Diakses pada 24 Agustus 2022, dari https://www.republika.co.id/berita/pnj2pd458/sejarah-peradaban-islam-di-damaskus-suriah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H