Kota Baghdad merupakan salah satu kota yang banyak sekali menyimpan sejarah yang berkaitan dengan perkembangan Islam. Hal ini karena banyak sekali peristiwa sejarah yang merupakan bagian dari peradaban Islam di kota ini. Kota ini didirikan oleh Abu Jafar al-Mansur yang merupakan Khalifah dari Dinasti Abbasiyah dan dirirkan pada tahun 762 M. Baghdad menjadi ibukota negara pada masa Dinasti Abbasiyah yang sebelumnya berada di Kota Al-Hasyimiyah. Perpindahan ibukota ini dikarenakan tujuan keamanan dan menjaga stabilitas negara yang baru berdiri. Baghdad juga dikenal dengan sebutan "Kota Perdamaian" dan kota ini menjadi kota peradaban Islam tertinggi.
 Kota ini merupakan pemegang peran penting pada zaman keemasan Islam, yaitu sekitar abad ke-8 hingga ke-13. Kontribusi besar yang dihasilkan kota ini salah satunya yaitu Bait al-Hikmah atau "Rumah Kebijaksanaan". Bait al-Hikmah merupakan institusi penting dalam sejarah intelektual dan ilmiah Islam pada zaman keemasan. Ini didirikan oleh Khalifah Abbasiyah, Al-Ma'mun pada abad ke-9. Bait al-Hikmah berfungsi sebagai pusat penelitian, penerjemahan, dan pemeliharaan ilmu pengetahuan.
Selain itu, kota ini menjadi pusat kemajuan di segala bidang seperti matematika, astronomi, kedokteran, dan filsafat. Dengan adanya Bait al-Hikmah ini mendukung kehadiran ilmuwan muslim dalam berkontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Baghdad menjadi rumah para ilmuwan muslim terkemuka seperti al-Khawarizmi, Ibnu Sina, Al-Farabi, dll. Karya-karya mereka tidak hanya penting bagi dunia Islam, tetapi juga bagi perkembangan ilmu pengetahuan di seluruh dunia. Dengan karya-karya para ilmuwan tersebut memberikan kontribusi yang besar dalam berbagai bidang yang menjadi dasar bagi banyak penemuan dan inovasi pada saat ini.
Kegiatan ekonomi seperti perdagangan berkembang sangat pesat di Baghdad. Hal ini dikarenakan letak geografis Baghdad yang strategis karena berada di antara jalur-jalur perdagangan utama dari Timur dan Barat. Baghdad menjadi titik pertemuan bagi pedagang dari berbagai wilayah. Kehidupan perdagangan yang sibuk inilah menciptakan kemakmuran ekonomi bagi kota tersebut.
Pada masa keemasan Islam, Kota Baghdad menjadi pusat politik dan administrasi yang sangat penting dalam kekhalifahan Abbasiyah. Sebagai pusat pemerintahan, kegiatan politik seperti pengambilan keputusan, pembuatan undang-undang, dan pelaksanaan kebijakan negara terpusat disini. Di sini juga terdapat kantor-kantor pemerintahan yang mengurusi segala urusan administrasi seperti pajak, keuangan, keamanan, dan pertahanan. Dengan kehadiran pemerintahan yang kuat, pemerintah berhasil menjaga stabilitas dan ketertiban disana. Bahkan, Baghdad menjadi ibukota negara selama lebih dari lima abad, sampai akhirnya jatuh ditangan Mongol.
Secara keseluruhan, Baghdad memainkan peran penting dalam sejarah perkembangan Islam. Kota ini tidak hanyak menjadi pusat ilmu pengetahuan dan budaya, tetapi juga pusat perdagangan dan politik yang berpengaruh besar terhadap peradaban Islam dan dunia pada umumnya. Kota ini akan selalu menjadi kota yang dikenang sebagai simbol zaman keemasan Islam yang memiliki kontribusi yang besar bagi peradaban manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H