Mohon tunggu...
Ikon Sauki
Ikon Sauki Mohon Tunggu... Desainer - Mahasiswa UIN Khas Jember

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gara-gara Judi Online, Kantong Bolong dan Drama di Group Chat Makin Gawat!

17 Agustus 2024   15:05 Diperbarui: 26 Agustus 2024   00:05 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://pusiknas.polri.go.id

Bagi generasi Z, dunia digital adalah rumah kedua. Dari bersosialisasi hingga berbelanja, semuanya bisa dilakukan hanya dengan beberapa kali klik. Namun, belakangan ini, ada fenomena yang makin meresahkan: judi online. Kalau dulu drama di group chat terbatas pada perselisihan soal siapa yang harus bayar patungan atau masalah asmara, sekarang ada bumbu tambahan yang bikin panas, yakni keluhan kantong bolong akibat judi online.

Bayangkan, kamu sedang asyik ngobrol di group chat. Tiba-tiba ada yang curhat, "Bro, kemarin kalah di slot, duit bulanan gue habis!" Kemudian, disusul oleh pesan lainnya, "Parah, gua kalah di taruhan bola, saldo ATM tinggal debu." Seketika group chat yang biasanya penuh dengan meme dan candaan berubah jadi ajang curhat massal soal nasib malang akibat kalah judi online.

Judi online memang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat. Promosi yang sering muncul di media sosial, lengkap dengan testimoni palsu yang menggoda, membuat banyak generasi Z tergoda untuk mencoba. Awalnya, cuma iseng pasang taruhan kecil, tapi begitu merasa 'hampir menang', taruhannya makin besar. Ketika kalah, bukannya berhenti, malah tambah penasaran dan berharap bisa membalikkan keadaan. Sayangnya, kebanyakan justru berakhir dengan saldo minus dan kantong bolong.

Setelah kantong bolong, drama di group chat pun dimulai. Teman yang tadinya ceria tiba-tiba jadi murung. Bukan cuma urusan duit, tapi juga rasa bersalah yang menyusul. Ada yang mulai minta tolong pinjam uang dengan alasan darurat, padahal niatnya buat balikin modal judi yang kalah. Lainnya mulai menjauh dari pertemanan karena malu atau stres.

Masalahnya, bukan cuma kantong pribadi yang kena imbas, tapi juga hubungan pertemanan yang makin tegang. Teman yang pinjam uang mulai dihindari karena takut nggak bisa bayar balik. Ada juga yang jadi tersinggung karena merasa diejek atau dicemooh saat curhat tentang kekalahan judi. Drama demi drama bergulir tanpa henti, dan group chat yang dulu jadi tempat pelarian dari stres malah jadi sumber stres baru.

Untuk mencegah kantong makin bolong dan hubungan pertemanan makin renggang, penting bagi generasi Z untuk sadar bahaya judi online. Jangan sampai tergoda dengan iming-iming cuan instan, karena faktanya lebih banyak yang kalah daripada yang menang. Buat mereka yang sudah terlanjur terjebak, mungkin ini saatnya berhenti sejenak, refleksi diri, dan minta bantuan kalau memang sudah sampai tahap kecanduan.

Untuk menghindari drama di group chat, lebih baik alihkan topik pembicaraan ke hal-hal yang lebih positif. Misalnya, diskusi tentang film terbaru, ide bisnis kreatif, atau bahkan main game bareng yang nggak pakai taruhan. Bantu teman-teman yang masih terjebak dengan cara yang baik, tanpa perlu menghakimi.

Ingat, group chat harusnya jadi tempat yang menyenangkan, bukan ajang curhat soal saldo yang minus gara-gara kalah taruhan. Dengan menghindari judi online, kamu nggak cuma menjaga kantongmu tetap tebal, tapi juga menjaga hubungan pertemanan tetap harmonis. Lagipula, hidup ini sudah cukup penuh drama, ngapain nambah-nambahin dengan urusan judi online yang nggak jelas ujungnya?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun