Fetish merupakan penyakit psikologi yang dapat menyebabkan orang yang mengalaminya menjadi terobsesi secara seksual terhadap terhadap objek yang bukan manusia, atau bagian tubuh non-genital, seperti dengan melihat orang lain mengenakan pakaian tertentu atau aksesoris tertentu, atau bahkan dapat merujuk pada benda mati.
Kata 'fetish' digunakan untuk menggambarkan benda mati yang dapat membangkitkan hasrat seksual dan fetish juga dapat merujuk pada bagian tubuh, objek, situasi, maupun suatu aktivitas (Ventriglio, Bhat, Torales & Bhugra, 2021). Gangguan fetish (fethishtic disorder) dapat dikenali sebagai sebuah fantasi seksual, dorongan seksual, dan perilaku seksual yang menyebabkan distress atau gangguan pada seseorang dalam kehidupan sosial, pekerjaan, dll.
Lalu apa hubungannya fetish dengan mencari pasangan? Saat kita ingin mencari pasangan apa saja hal yang dapat membuat kita tertarik pada orang tersebut? Biasanya orang menyebutkan bahwa penampilan bisa membuat kita tertarik pada orang tersebut.Â
Ada juga yang tertarik pada fisiknya, pendidikannya, finansialnya, dll. Bagaimana cara orang yang memiliki fetish mencari pasangannya, apakah mencari orang menarik secara general atau menarik sesuai fetishnya?
Misalnya seorang lelaki, ingin memiliki pasangan tetapi dia memiliki fetish terhadap ketiak lalu bertemu dengan seorang perempuan yang menurut lelaki itu menarik tetapi tidak memperlihatkan ketiaknya. Apakah si lelaki akan mendekati perempuan itu untuk menjadikannya kekasihnya atau berfantasi tentang ketiak perempuan itu?Â
Menurut saya pribadi itu tergantung, mengapa? Karena bisa saja ada orang yang dapat menahan hasrat terhadap fetishnya saat mengadapi orang lain dan juga ada yang tidak.
Atau bisa saja ada orang yang saling tertarik karena fetish mereka yang memenuhi nafsu mereka. Semisal lelaki yang memiliki otot besar memiliki fetish rambut panjang menemui perempuan yang memiliki rambut panjang dan memiliki fetish otot besar. Mereka berdua bisa saja berpasangan karena fetish mereka saling memenuhi hasrat masing-masing.
Sebenarnya, fetish bukanlah gangguan atau penyimpan, jika dilihat berdasarkan definisinya. Namun, dalam tahap tertentu, fetish bisa menjadi gangguan. Belum ada penyebab pasti gangguan fetish yang ditetapkan hingga saat ini. Meskipun demikian, terdapat dua teori besar psikologi yang dianggap dapat menjelaskan perilaku fetish, yaitu perspektif psikoanalisis dan faktor behavioral (Ventriglio dkk., 2018).
Kesimpulannya, orang yang memiliki fetish tidak selalu memilih pasangan yang dapat memenuhi fetishnya meskipun kebesaran orang lebih memilih pasangan yang memenuhi fetishnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H