Perempuan kurus berbaju lusuh itu mendorongku dengan keras, bicaranya yang setengah berteriak memaksa seluruh penumpang menatap padaku. Di belakangnya seorang anak kecil berwajah familiar menarik-narik bajunya menangis keras saat ibunya tiba-tiba menurunkannya dengan kasar.
Â
“ Dasar pengecut ! Bajingan ! Tidak tau malu ! Beraninya sama perempuan lemah sepertiku ! Lihat apa yang telah kau perbuat “ tangannya menunjuk anak kecil dibelakangnya. “ Jahanam... !!! “ Rutuknya.
Makian itu penuh amarah dan dendam. Tatapan penumpang terlihat iba atau mereka malah curiga padaku.
Â
Kenek menyeret paksa perempuan itu keluar dari metro mini, anak kecil itu menatapku sekilas dengan mata jernihnya yang sembab.
Reflek kututup mukaku. Hatiku pedih. Bayangan saudaraku yang terbujur kaku dengan mulutnya yang berbusa begitu jelas dalam ingatan
Â
Tuhan... kenapa kau berikan kami wajah yang sama persis.
Â
Â
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H