Saung ditengah sawah, makan nasi liwet pake ikan asin yang dibakar, cocol sambel terasi sama lalapan daun kacang. Ditemani siaran radio dan angin sepoi - sepoi. Tempat ternyaman didunia
Ikan asin... Lauk pauk yang murah denga cita rasa tersendiri. Almarhum jarang sekali menjadikan ikan asin sebagai lauk pauk, katanya asin yang berlebih tidak baik untuk kesehatan. Tapi tetep saja saya suka, walaupun untuk bisa makan ikan asin harus ke rumah nenek dulu.
Setelah merantau dijakarta, saya tetep suka makan ikan asin terutama ikan pari dan teri. Ikan pari sering saya masak balada, kalau ikan teri sering saya masak bareng tempe oreg kering manis pedas.
Setelah menikah, kesukaan saya seolah terhenti. Pasalnya ayahnya Salwa tidak suka makan ikan asin beserta kerabatnya. Padahal dari daerah dia berasal, ikan asin termasuk salah satu mata pencaharian warga desanya.
Suatu hari saya tanya kenapa tidak suka, dia jawab karena temannya dulu memberi makan semua peliharaannya dengan ikan asin. Temannya penyuka binatang, dirumahnya ada kucing, anjing, bahkan babi. Semua hewan itu dikasih makan ikan asin. Kalau dia juga ikut-ikutan makan ikan asin, sudah seperti bagian dari peliharaan temennya saja.
Gubraaaaakkksss......
Kalau di film-film kartun, mungkin muka saya sudah berubah menjadi muka kucing peliharaan temennya itu hehehehehehehe
Aaaaaahhhhh.... bodo !!!!!!!
Saya tetep suka ikan asin, apalagi kalau makannya sama sambel terasi dan sayur asem. Hmmmm.... sedap sedap sedap. KFC mah kalaaaaaaaaaaah, Pizza hut juga lewaaattttttt....
Hidup ikan asin :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H