Generasi Muda = Generasi ......
Â
6 hari dalam seminggu, seperempat harinya kita pernah menghabiskan waktu digedung yang kita sebut sekolah, memenuhi "tuntutan" sebagai Generasi Penerus. Selalu saja ampuh untuk menjadi sebutan yang Guru teriakan untuk mengadili seorang murid ketika tidak bersikap selayaknya seorang murid.
Kalian sebagai GENERASI PENERUS BANGSA tidak sepatutnya melakukan hal - hal yang demikian. Apa jadinya bangsa ini 40 tahun kedepan kalau kalian bla bla bla bla.....
Â
Jika KORUPSI sudah ada dari jaman Presiden Soekarno, apa kita masih harus menjadi generasi penerus korupsi....?
Tapi selama saya menghabiskan waktu bersekolah selalu saja Guru berkata bahwa kita para pemuda adalah generasi penerus bangsa. Tidaaaaaaaaakkkkkkkkk...............
Â
Jika ada seorang pelacur mempunyai anak perempuan, sebagian besar bisa dipastikan pandangan masyarakat terhadap anak tersebut....
Like mother like son.
Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.
Â
Penghakiman yang jauh dari adil bahkan bisa saja menjadi opini yang menggiring anak tersebut untuk benar - benar menjadi seperti ibunya.
Â
Kenapa kita tidak berfikir kalau buah jatuh itu TIDAK SELALU tidak jauh dari pohonnya. Lihat saja pohon kelapa yang dipinggir pantai, bukankah buah kelapa yang jatuh itu bisa saja terbawa ombak ketempat yang jauh. Ombak seolah kehidupan yang membwa perubahan bagi buah kelapa tersebut, membawa ketempat yang baru, tanah yang baru, musim yang baru pula.
Bukan untuk melupakan dari mana kita lahir dan berasal, tapi untuk sebuah kehidupan yang lebih baik lagi.
STOP menjadi GENERASI PENERUS BANGSA.
MULAILAH menjadi GENERASI PELURUS BANGSA.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H