Tak perlu kau kata bahwa aku salah karena membiarkan putriku untuk tidur dengan ambu yang telah menjaganya sejak berumur 40 hari. Ah kau hanya bisa bla bla bla tanpa memikirkan perasaanku, tapi hey kau tau apa tentang kami. Kenapa kau begitu percaya diri menjelma menjadi seorang yang arif didepanku, tak usahlah bu... tak usah repot-repot. Saat rolling doormu belum terbuka, aku sudah menyuapi putriku dengan sarapan uduk kesukaannya. Kau hanya menilai semuanya saat melihatku meninggalkan putriku yang terlelap dirumah ambu, tapi kau seolah melupakan hal penting bahwa aku sudah kembali mengetuk pintu sebelum putriku terbangun. Ah sudahlah... Orang sepertimu hanya terlalu rajin memperhatikan orang. Tapi wajarlah, kalau tidak begitu mana bisa daganganmu laku. Kau seperti infotaiment saja, bergunjing untung menaikan rating-penjualan. Jualan sambil ngerumpi bikin lariiiisssss ( foto.detik.com ) * Jadi ingat kata almarhum kalau warung itu salah satu tempat untuk berbuat maksiat (tidak hanya warung remang-remang saja ternyata ya hehehehehe )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H