Mohon tunggu...
I Komang Ranu Vismara
I Komang Ranu Vismara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Filsafat

Mahasiswa Filsafat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengertian Hari Raya Saraswati dalam Pandangan Filsafat

17 Maret 2023   15:54 Diperbarui: 17 Maret 2023   16:03 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Raya Saraswati merupakan hari suci yang di percayai oleh umat hindu dharma di bali sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan,yang di rayakan setiap 210 hari sekali atau 6 bulan sekali,dengan menggunakan perhitungan kalender bali pada saniscara,umanis,watugunung. Pada hari raya saraswati dilakukan pemujaan kepada dewi saraswati dimana dewi saraswati di percaya sebagai dewi ilmu pengetahuan dan seni, di mana dewi saraswati merupakan sakti dari dewa Brahma yang di gambarkan sebagai wanita yang berparas cantik yang berkulit halus sebagai lambang bahwa ilmu pengetahuan akan indah di dalam diri, dan di gambarkan bahwa dewi saraswati berdiri atau duduk di atas bunga Teratai dan terdapat angsa sebagai wahanannya yang melambangkan kebenaran sejati, Dewi saraswati juga di gambarkan memiliki 4 lengan yang melambangan 4 aspek ke pribadian manusia dalam mempelajari ilmu pengetahuan di antaranya pikiran,intelektual,waspada atau mulat sarira, dan jati diri atau identitas,

Jadi hari raya saraswati dapat dikatakan memiliki makna sebagai wujud dan puji syukur atas sumber dari segala sumber pengetahuan material maupun spiritual. Ketika hari raya saraswati, para pelajar dan guru di wajibkan untuk melaksanakan persembahyangan di tiap padmasana yang ada di tiap sekolah. Menurut lontar sundarigama tentang Brata Saraswati, pemujaan dewi saraswati sebaiknya dilakukan pada pagi hari sampai siang hari, menurut ajaran agama hindu di bali, pada hari raya saraswati dari pagi hari sampai tengah hari tidak di perkenankan membaca dan menulis terutama yang menyangkut ajaran weda dan sastranya. Setelah tengah hari dan selesai di haturkan persembahan, di situ umat hindu baru di perkenankan membaca dan juga menulis, bahkan di malam hari di anjurkan  untuk menulis atau membaca segala sesuatu yang menyangkut sastra dan ajaran suci weda. Awalnya perayaan saraswati hanya di laksanakan oleh para sastrawan dan para penekun weda, namun seiring pemahaman umat tentang ajaran agama hari raya saraswati di laksanakan oleh Sebagian umat hindu di bali maupun di seluruh Indonesia. Di dalam ajaran catur asrama atau 4 tahapan hidup manusia yang harus di capai pertama ialah Brahma cari, atau masa menuntut ilmu pengetahuan sebagai dasar untuk menempuh masa hidup berikutnya guna mencapai kebahagiaan jasmani dan rohani.

Dalam Bhagavad Gita mandala IV sloka 36 menjelaskan

walau seandainya engkau paling berdosa di antara manusia yang memikul dosa, melalui perahu ilmu pengetahuan maka engkau akan di sebrangi dengan mudah dari lautan dosa.

Dalam Brahma Widya (Teologi Hindu), di jelaskan bahwa Dewi Saraswati adalah sakti dari Dewa Brahma , dimana Dewa Brahma sendiri  merupakan manifestasi tuhan sebagai sang pencipta (Utpheti), konsep shakti ini menjelaskan adanya unsur perempuan dan laki laki sebagai purusa dan pradhana, yang berasal dari yang satu akan kembali menyatu, secara harfiah, shakti mengandung makna kekuatan dewa Brahma sebagai dewa yang bertanggung jawab dalam hal penciptaan yang memiliki shakti yaitu dewi saraswati sebagai dewi ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan.

Makna yang di kandung di dalamnya adalah bahwa ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan merupakan syarat utama bagi sebuah proses penciptaan. Jika tidak ada penciptaan maka tidak ada kemajuan,dan tanpa kemajuan mustahil akan terwujud kebahagiaan. Tujuan hari raya saraswati menurut Teologi hindu adalah merayakan hari raya saraswati dengan melakukan pemujaan terhadap sang dewi penguasa ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan (dewa ning pengeweruh) mengandung makna bahwa kita sebagai umat hindu sangat menghargai dan menjunjung tinggi nilai nilai ilmu pengetahuan,dan juga ke bijaksanaan. Ilmu pengetahuan dalam saraswati tidak hanya pengetahuan yang bersifat material (aparawidya), akan tetapi yang lebih penting adalah  pengetahuan rohaniah (parawidya), yaitu pengetahuan tentang hakekat sang diri sendiri.

Dalam rangkaian hari raya saraswati esoknya dilanjutkan dengan pelaksanaa banyu pinaruh yang jatuh pada minggu/redite,paing,sinta kata banyu pinaruh artinya air ilmu pengetahuan, upacara yang di lakukan yakni dengan menghaturkan laban nasi pradnyan air kumkuman dan loloh (jamu) sad rasa (mengandung enam rasa), pada puncak upacara,  nasi pradnyan,air kumkuman dan loloh (jamu) tersebut di minum dan di makan, upacara lalu di tutup dengan matirtha, upacara ini memiliki makna bahwa kita telah meminum air suci ilmu pengetahuan. Di dalam banten saraswati di sebut salah satunya ada di sebut jajan saraswati, jajan ini di buat dari tepung beras yang berwarna putih yang berisi lukisan dua ekor binatang cicak, mata cicak tersebut di buat dari injin (beras hitam), dan di sebelahnya ada telur cicak. Dalam banten tersebut mempunyai arti yang cukup dalam, yakni menurut para ahli antropolohgi, bangsa-bangsa Austronesia memiliki ke percayaan bahwa binatang melata seperti cicak di yakini memiliki kekuatan dan kepekaan terhadap getaran-getaran spiritual . jajan saraswati yg berisi gambar cicak memberi pelajaran bahwa ilmu pengetahuan itu jangan hanya berfungsi untuk mengembangkan kekuatam ratio atau pikiran,akan tetapi juga harus mampu mendorong manusia untuk memiliki kepekaan intunsi sehingga juga mampu untuk menangkap getaran-getaran rohani. Dalam lontar saraswati juga memakai sarana daun beringin.

Di mana daun beringin tersebut melambangkan ke langgengan atau keabadian serta pengayoman. Inti berarti bahwa ilmu pengetahuan tersebut bertujusn untuk menghantarkan manusia kepada kehidupan yang kekal dan abadi, Dan ilmu pengetahuan juga dapat di artikan sebagagi sebuah pengayoman.

Secara jelasnya mantra saraswati yang dapat di rangkum dalam weda adalah sebagai berikut :

"yaste stanah sasyo  yo mayobhuyemma visva pushyasi. Varyai yo ratnadha vasuvidyah sudatrah. Sarasvati tamiha dhatave kah" (Reg veda 1.164.49)\

yang artinya adalah "oh saraswati anugrahilah susu kehidupanmu untuk kehidupan disini yang ada di dalam tubuhmu, yang menaburkan kebahagiaan yang engkau berikan kepada (mereka yang memujamu) dengan semua benda-benda terpilih, ia yang memegang  semua benda-benda indah, yang mengetahui kekayaan musuh dan yang menawarhan hadiah-hadiah baik"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun