Selain dosen, teman-teman sebaya juga memainkan peran penting. Dalam dinamika sosial kampus, mahasiswa baru dapat belajar banyak dari interaksi dengan teman-teman mereka.Â
Diskusi, kolaborasi dalam tugas kelompok, dan partisipasi dalam organisasi internal maupun eksternal kampus membantu mereka mengembangkan keterampilan komunikasi, kepemimpinan, dan kerjasama tim.
Pengalaman hidup sehari-hari di kampus juga turut melukis kanvas ini. Tantangan akademis, kegagalan, keberhasilan, dan berbagai momen penting lainnya akan meninggalkan jejak yang membentuk karakter dan daya tahan mahasiswa.Â
Setiap momen, baik itu manis maupun pahit, adalah sapuan kuas yang memperkaya kanvas kehidupan mereka.
Proses menjadi karya seni
Perjalanan mahasiswa baru adalah proses berkelanjutan yang penuh dengan pembelajaran dan transformasi. Sebagai kanvas kosong yang mencari pelukis, mereka perlu terbuka terhadap segala bentuk pengaruh dan pengalaman.Â
Tidak sedikit saat mahasiswa baru menjalani proses di kampus mendapat doktrin-doktrin dari kakak tingkat yang memiliki tujuan pribadi maupun tujuan lainnya yang membentuk karakter "skeptic" kepada mahasiswa baru.Â
Berbagai doktrin diberikan agar kanvas yang kosong enggan untuk mendapat warna lain --- pandangan lain terhadap perkuliahan.Â
Sangat penting bagi mereka untuk tetap autentik dan berani mengekspresikan diri. Dalam proses ini, mereka akan menemukan warna dan gaya unik yang benar-benar mencerminkan siapa mereka.
Di akhir masa perkuliahan, kanvas yang dulu kosong akan menjadi karya seni yang indah dan kompleks. Setiap goresan, warna, dan detail pada kanvas tersebut adalah cerminan dari perjalanan, perjuangan, dan pertumbuhan mahasiswa.Â
Mereka akan keluar sebagai individu yang lebih matang, siap menghadapi tantangan dunia nyata dengan kepercayaan diri dan pengetahuan yang mereka peroleh selama masa perkuliahan.