Mohon tunggu...
ikke wardah
ikke wardah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wanita Tangguh

Menjadi TUA itu PASTI sedangkan menjadi DEWASA itu PILIHAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Ada Radikalisme di Indonesia

27 Mei 2020   14:22 Diperbarui: 27 Mei 2020   14:24 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Radikalisme berkembang di Indonesia begitu pesat. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi kelompok nasionalis agar ideologi radikal tidak semakin meluas. Ada empat alasan mengapa radikalisme dapat berkembang di Indonesia.

"Proses seseorang menjadi radikal itu sangat rumit. Jika dia tidak merasa nyaman dengan situasi demokrasi saat ini, dia akan mencari ideologi lain, termasuk radikalisme,"

Alasan pertama seseorang menjadi radikal, adalah untuk kepentingan personal. Hal itu, bisa menyangkut urusan ideologi maupun finansial. Kelompok radikal bisa menyebar dengan luas dengan janji-janji kebutuhan finansial yang tercukupi. Alasan Kedua Selain itu, orang bisa tertarik terhadap radikalisme karena ada propaganda politik yang menarik. Alasan yang Ketiga Fasilitas seperti pelatihan dan transportasi juga bisa menjadi alasan seseorang bergabung dengan kelompok radikal.

"Ini bisa dilihat dalam perekrutan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS,"

Pemahaman soal penyucian diri juga menjadi alasan kuat bagi seseorang yang masuk ke dalam lingkaran radikalisme.
Selanjutnya alasan yang keempat Adapun, faktor lain yang mempengaruhi meningkatnya radikalisme di Indonesia, adalah ketika para elit politik yang buruk. Hal itu menyebabkan publik menjadi apatis terhadap demokrasi dan menjadikan radikalisme sebagai jalan alternatif.

"Permusuhan antar elit politik juga tidak baik. Hal semacam ini menimbulkan sinisme bahwa demokrasi bukan yang terbaik,"

Radikalisme menjadi alternatif bagi masyarakat yang kecewa dengan demokrasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun