Tidak terasa tahun 2024 akan segera berakhir, diharapkan di tahun yang akan datang akan ada harapan dan tujuan baru untuk isu lingkungan, khususnya darurat sampah. Namun yang terjadi malah sebaliknya, menurut data yang dilaporkan oleh Bank Dunia, negara Indonesia tergolong sebagai negara penghasil sampah terbesar yang ke-5 pada tahun 2020 sebelumnya. Lalu, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh INAPLAS serta BPS Indonesia, juga menyatakan bahwa produksi sampah plastik di negara Indonesia telah mencapai 64 juta/tahun, yang juga 3,2 juta ton dari sampah yang dibuang tersebut, merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut luas. Sampah organik menjadi penyumbang sebagian besar dari total sampah tersebut, yang disertai sampah plastik yang menjadi masalah terbesar karena sulit terurai.
   Kehidupan modern manusia saat ini tidak dapat terpisahkan oleh sampah plastik, karena sejatinya sampah plastik telah menjadi bagian segala aspek kehidupan manusia, mulai dari alat-alat rumah tangga, alat kebersihan, hingga masih banyak lagi pemanfaatan plastik di bidang pekerjaan manusia. Padahal dibalik semua itu, plastik hanya membawa ancaman yang cukup serius bagi kelangsungan kehidupan di bumi. Masalah ini dipicu oleh banyak faktor diantaranya, kurangnya infrastruktur pengelolaan sampah. Banyak daerah di Indonesia belum memiliki sistem pengelolaan sampah yang memadai, termasuk fasilitas daur ulang, ketidakdisiplinan masyarakat mengenai kebersihan sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan, lalat berterbangan, dan penyakit yang timbul di masyarakat. Berdasarkan kenyataan yang terjadi ini, bisa dikatakan bahwa Indonesia dalam keadaan darurat sampah plastik, inilah tugas kita sebagai rakyat Indonesia dalam menyikapi perihal sampah. Sebagai negara kepulauan terbesar, bagaimana kita bisa mengubah krisis ini menjadi peluang untuk lingkungan yang lebih baik?
Permasalahan Sampah Plastik
1. Lama waktu penguraian plastik
Di Indonesia plastik masih menjadi bahan utama dalam berbagai kebutuhan sehari-hari mulai dari kemasan, hingga alat rumah       tangga, tetapi tingginya konsum ini tidak diimbangi dengan sistem pengelolahan yang baik. Waktu yang dibutuhkan plastik           hingga terurai sempurna membutuhkan waktu yang cukup lama, bahkan hingga ratusan tahun, sehingga menyebabkan                akumulasi lingkungan.
2. Pencemaran lingkungan
Pengelolaan plastik yang tidak baik akan sangat berpotensi untuk mencemari tanah, air, udara dan lingkungan hidup di bumi. Â Â Â Â Â Â Â Â Plastik yang terkubur di tanah akan dapat menghambat aliran air dan udara yang masuk pada tanaman. Sehingga juga dapat mengurangi kesuburan tanah dan produktivitas pertanian.
3. Dampak kesehatan mikroplastik yang berasal dari sampah plastik
Menurut laporan World Health Organization (WHO), mikroplastik ditemukan dalam air minum dan makanan laut yang                dikonsumsi manusia. Hal ini berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan, seperti gangguan hormonal akibat zat kimia              seperti bisphenol A (BPA), serta meningkatkan risiko kanker.
Faktor Penyebab Sampah Plastik